HANYA SEORANG GURU DAN GEMBALA KECIL YANG TUHAN UTUS UNTUK PAPUA
Wamena Papua Pegunungan - Pelayanan Pastor Frans Lieshout OFM selama puluhan tahun di Tanah Papua terutama berlangsung di Lembah Balim (Wamena), Musatfak, dan kemudian di Jayapura. Di tempat-tempat inilah ia mengabdikan diri untuk mendidik banyak anak Papua dan mendirikan lembaga pendidikan yang melahirkan generasi penerus bangsa.
Sementara pusat karya misi OFM di wilayah Keerom berada di Waris, dengan jangkauan ke Arso, Ubrub, dan Amgotro Yuruf, Pastor Frans sendiri lebih dikenal melalui kiprahnya di bidang pendidikan serta pelayanan pastoral di Pegunungan Tengah Papua. Ia bukan hanya melayani sakramen, tetapi membangun manusia melalui sekolah, asrama, dan pendampingan kaum muda.
Karya misionaris di Papua selalu dijalankan dengan penuh kesederhanaan: hidup bersama masyarakat, berjalan kaki menelusuri hutan dan lembah, dan membuka pos pelayanan baru di tempat yang belum tersentuh. Teladan kesetiaan itu juga yang dijalani Pastor Frans sepanjang pengabdiannya.
Menurut Markus Haluk, salah satu muridnya, Pastor Frans selalu menyebut dirinya “hanya seorang guru dan gembala kecil yang Tuhan utus untuk Papua.” Kalimat itu mencerminkan kerendahan hati dan spiritualitas seorang misionaris yang menyerahkan seluruh hidupnya bagi umat.
Menjelang akhir hidupnya di Amsterdam pada April 2020, Pastor Frans menyampaikan pesan terakhir kepada Markus Haluk: “Saya siap pergi bertemu-Nya. Semua tugas di bumi sini telah selesai. Cuma berpisah itu berat, apalagi berpisah dengan Papua.”
Ungkapan itu menunjukkan betapa dalam ikatan emosionalnya dengan tanah dan umat yang ia layani. Baginya, Papua bukan sekadar tempat tugas, melainkan rumah iman dan kasih yang ia cintai sampai akhir.