Jurnal KPU

Bayang-Bayang G30S/PKI: Dua Saudara dalam Satu Rahim, Berbeda Jalan Politik

Papua Pegunungan, 1 Oktober 2025–Memperingati Hari Kesaktian Pancasila, bangsa Indonesia kembali mengenang peristiwa kelam G30S/PKI 1965 yang menjadi titik penting dalam perjalanan sejarah nasional.

Salah satu tokoh yang selalu dikenang adalah Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman (S. Parman), Perwira TNI Angkatan Darat yang gugur akibat penculikan dan pembunuhan di Lubang Buaya, Jakarta. Atas jasanya, beliau ditetapkan sebagai salah satu dari Pahlawan Revolusi.

Namun di balik kisah heroik tersebut, terdapat sisi sejarah yang jarang diketahui publik. Jenderal S. Parman memiliki kakak kandung bernama Sakirman, yang justru berada di jalur politik. Dia seorang tokoh senior Partai Komunis Indonesia (PKI) sekaligus anggota politbiro.

Pertentangan ideologi ini menunjukkan betapa kerasnya dinamika bangsa saat itu, hingga mampu memisahkan hubungan dalam satu keluarga.

Kisah dua saudara ini memperlihatkan tragisme sejarah 1965, di mana satu pihak mempertahankan Pancasila dengan pengorbanan nyawa, sementara pihak lain terseret dalam arus ideologi yang berseberangan dengan dasar negara.

Dengan demikian melalui refleksi sejarah ini, generasi bangsa diingatkan kembali bahwa Pancasila adalah fondasi yang tidak tergantikan. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila menjadi momentum penting untuk memperkuat persatuan nasional sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap segala bentuk ideologi yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Bagus).

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 161 kali