Artikel

Hari Ayah: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya di Indonesia

Wamena — Setiap tahun, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional sebagai momen untuk memberikan penghargaan kepada sosok ayah yang telah berperan besar dalam keluarga dan kehidupan anak-anaknya.
 Meski tidak seramai perayaan Hari Ibu, Hari Ayah menjadi ajang penting untuk menumbuhkan kembali rasa hormat, kasih sayang, dan apresiasi terhadap peran seorang ayah dalam membentuk generasi dan masa depan bangsa.

Apa Itu Hari Ayah dan Kapan Diperingati?

Hari Ayah adalah peringatan khusus untuk menghormati dan menghargai peran ayah sebagai kepala keluarga, pelindung, serta teladan bagi anak-anaknya.

Di Indonesia, Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 November, sementara secara internasional Father’s Day atau Hari Ayah Sedunia umumnya diperingati pada hari Minggu ketiga bulan Juni di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.
Namun, beberapa negara memiliki tanggal berbeda: Australia dan Selandia Baru memperingatinya pada September, sedangkan Thailand pada 5 Desember, bertepatan dengan hari lahir Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dihormati sebagai figur ayah bangsa.

Baca juga: KPU PROVINSI PAPUA PEGUNUNGAN MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA PENTAKOSTA 2025.

Sejarah Hari Ayah di Dunia dan Indonesia

Perayaan Hari Ayah dunia bermula dari Spokane, Washington, Amerika Serikat, tahun 1910.
Gagasannya datang dari Sonora Smart Dodd, seorang perempuan yang ingin menghormati ayahnya, William Jackson Smart, seorang veteran Perang Saudara yang membesarkan enam anak sendirian setelah istrinya meninggal.
Perayaan tersebut kemudian mendapat dukungan luas dan akhirnya diakui secara resmi oleh Presiden AS Richard Nixon pada tahun 1972 sebagai Father’s Day nasional.

Sementara itu, di Indonesia, Hari Ayah memiliki kisah tersendiri.
Peringatan ini dideklarasikan pertama kali di Solo, Jawa Tengah, pada 12 November 2006 oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).
Deklarasi tersebut dilakukan bersamaan dengan pengumuman pemenang sayembara menulis surat untuk ayah yang diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Pemilihan tanggal 12 November dilakukan untuk menyeimbangkan dengan Hari Ibu Nasional (22 Desember) yang lebih dulu ditetapkan.

Kenapa Hari Ayah Penting Diperingati?

Selama ini, figur ayah kerap dipandang sebagai sosok yang kuat dan bekerja keras, tetapi jarang mendapat ruang untuk diekspresikan secara emosional.
Hari Ayah menjadi kesempatan untuk menghargai peran ayah secara utuh — bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pendidik, pelindung, dan panutan moral bagi keluarga.

Menurut psikolog keluarga Seto Mulyadi (Kak Seto), kehadiran dan kasih sayang seorang ayah sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan karakter anak.
“Anak yang dekat dengan ayah cenderung memiliki kepercayaan diri lebih tinggi dan kemampuan sosial yang lebih baik,” ujarnya dalam seminar Hari Ayah Nasional 2018.

Selain itu, peringatan Hari Ayah juga menjadi pengingat bahwa tanggung jawab keluarga adalah kerja sama antara ayah dan ibu, bukan beban sepihak.

Refleksi dan Apresiasi Peran Ayah dalam Keluarga

Di era modern, peran ayah mengalami perubahan signifikan.
Ayah tidak lagi hanya berfungsi sebagai pencari nafkah, tetapi juga terlibat aktif dalam pengasuhan, pendidikan, dan dukungan emosional anak.
Banyak komunitas keluarga kini mengadakan kegiatan seperti menulis surat untuk ayah, membuat video apresiasi, hingga acara sekolah bertema Hari Ayah untuk menumbuhkan rasa sayang dan komunikasi dalam keluarga.

Selain itu, media sosial juga dipenuhi unggahan bertema “Terima Kasih Ayah” pada setiap 12 November, menandai semakin luasnya kesadaran akan pentingnya sosok ayah dalam kehidupan sehari-hari.

Makna Hari Ayah di Era Modern

Peringatan Hari Ayah kini memiliki makna yang lebih luas. Bukan hanya soal keluarga inti, tetapi juga menghormati semua sosok ayah — termasuk ayah tunggal, ayah tiri, kakek yang membesarkan cucunya, atau bahkan figur ayah dalam komunitas sosial yang memberikan teladan dan perlindungan bagi anak-anak di sekitarnya.

Dalam konteks modern, Hari Ayah juga menjadi momentum untuk menyoroti kesetaraan peran orang tua, pentingnya work-life balance, serta dukungan terhadap ayah yang ikut aktif dalam pengasuhan anak.

Baca juga: Selamat Hari Anak Nasional 2025

Bagaimana Cara Merayakan Hari Ayah Nasional

Peringatan Hari Ayah Nasional yang jatuh setiap 12 November dapat dirayakan dengan berbagai cara sederhana namun bermakna. Tujuan utamanya bukan sekadar perayaan formal, melainkan ungkapan kasih sayang, penghormatan, dan apresiasi kepada sosok ayah yang selama ini mungkin jarang diekspresikan secara langsung.

Berikut beberapa cara yang umum dilakukan masyarakat Indonesia dalam merayakan Hari Ayah:

1. Menghabiskan Waktu Bersama Keluarga

Kebersamaan adalah hadiah paling berharga bagi seorang ayah.
Banyak keluarga memilih untuk meluangkan waktu khusus di rumah — makan malam bersama, menonton film keluarga, atau berwisata singkat.
Kegiatan sederhana ini menjadi simbol penghargaan terhadap peran ayah sebagai pusat keteladanan dan kasih sayang.

Contohnya, sejumlah keluarga di Yogyakarta dan Surabaya menggelar “Family Day” pada peringatan Hari Ayah dengan tema Ayah Hebat, Keluarga Kuat.

2. Menulis Surat atau Pesan untuk Ayah

Tradisi ini terinspirasi dari awal mula deklarasi Hari Ayah di Indonesia (Solo, 2006) yang diawali dengan sayembara menulis surat untuk ayah.
Menulis surat atau membuat video ucapan menjadi cara populer untuk menyampaikan rasa terima kasih dan cinta kepada ayah, terutama bagi anak-anak yang jauh dari rumah.

Sekolah-sekolah di berbagai daerah sering menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari edukasi karakter dan penguatan nilai keluarga.

3. Memberikan Hadiah Simbolis

Tidak harus mahal — kartu ucapan, foto keluarga, buku bacaan, atau barang kesukaan ayah dapat menjadi bentuk apresiasi.
Intinya adalah makna di balik pemberian: mengenang jasa dan perjuangan ayah yang sering kali dilakukan dalam diam.

4. Kegiatan Sosial Bertema Hari Ayah

Beberapa komunitas dan lembaga sosial memperingati Hari Ayah dengan baksos, donor darah, atau kegiatan amal atas nama “Ayah Hebat untuk Negeri”.
Hal ini menggambarkan bahwa nilai kepedulian dan tanggung jawab yang melekat pada sosok ayah juga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Kampanye Media Sosial

Setiap 12 November, linimasa media sosial dipenuhi unggahan bertema #HariAyahNasional, #TerimaKasihAyah, dan #FatherFigure.
Warganet berbagi foto kenangan, video singkat, hingga pesan reflektif tentang peran ayah dalam kehidupan mereka.
Kampanye digital ini menjadi cara modern menumbuhkan kesadaran akan pentingnya peran ayah di tengah dinamika keluarga masa kini.

6. Doa dan Renungan

Bagi sebagian orang, terutama yang ayahnya telah tiada, Hari Ayah menjadi momen mendoakan dan mengenang jasa sang ayah.
Banyak keluarga mengunjungi makam, menyalakan lilin, atau sekadar berkumpul dan bercerita tentang kenangan bersama.
Momen ini menumbuhkan rasa syukur dan pengingat bahwa cinta seorang ayah tidak lekang oleh waktu.

7. Program Edukasi dan Seminar Parenting

Pemerintah daerah, sekolah, dan organisasi masyarakat sering mengadakan seminar, talk show, atau diskusi publik yang membahas peran ayah dalam mendidik anak dan menjaga keseimbangan keluarga.
Tujuannya agar masyarakat lebih sadar pentingnya peran ayah dalam pengasuhan yang setara dengan ibu.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 24,842 kali