Artikel

Keanekaragaman Hayati Papua: Kekayaan Alam Dunia yang Harus Dijaga Bersama

Wamena - Papua dikenal sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Dengan bentang alam yang terdiri dari pegunungan, lembah, hutan hujan tropis, dan perairan laut yang luas, Papua menyimpan ribuan spesies flora dan fauna, banyak di antaranya endemik atau hanya ditemukan di wilayah ini. Kekayaan ekologis ini bukan hanya menjadi kebanggaan Indonesia, tetapi juga aset penting bagi kelestarian alam dunia.

Surga Keanekaragaman Hayati di Bumi Timur Indonesia

Wilayah Papua—termasuk Papua Pegunungan—dianggap sebagai the last wilderness area in the world, atau salah satu kawasan alam liar terakhir di bumi.

Hutan hujan tropisnya mencakup sekitar 30 juta hektare, menjadikannya salah satu hutan terbesar dan paling terjaga di dunia menurut kajian KLHK dan LIPI.

Dari luas hutan tersebut, Papua diperkirakan menyumbang 50–60 persen keanekaragaman hayati Indonesia, sekaligus menjadi salah satu pusat megadiversitas dunia.

Baca juga: Hewan Paling Berbahaya di Papua: Jenis, Karakteristik, dan Alasan Harus Waspada

Anggrek Hitam Papua

Anggrek Hitam Papua, salah satu anggrek paling langka. Gambar dibuat dengan AI

Kekayaan Flora Papua

Papua memiliki lebih dari 20.000 spesies tumbuhan, dengan sekitar 55 persen bersifat endemik. Contoh flora khas Papua:

  • Buah Merah, tanaman pegunungan dengan manfaat kesehatan
  • Matoa, buah tropis yang populer
  • Anggrek Hitam Papua, salah satu anggrek paling langka
  • Ratusan tanaman etnobotani yang digunakan oleh lebih dari 250 suku di Papua

Penelitian di Papua Barat dan Papua Barat Daya juga mencatat lebih dari 1.200 spesies tumbuhan hanya dalam satu hamparan kawasan biodiversitas tinggi.

Kekayaan Fauna Papua

Keanekaragaman faunanya sangat luas dan menjadi rujukan penelitian dunia.

1. Burung
Papua memiliki lebih dari 600–843 spesies burung, termasuk burung cenderawasih, mambruk, kakatua, hingga kasuari.

2. Mamalia
Terdapat 125–249 spesies mamalia, termasuk kanguru pohon, kuskus, dingiso, dan berbagai jenis nokturnal endemik.

3. Reptil & Amfibi
Lebih dari 223 spesies, termasuk labi-labi moncong babi dan spesies reptil unik lainnya.

4. Biota Laut
Wilayah seperti Raja Ampat memiliki sekitar 1.200 spesies ikan, menjadikannya pusat kehidupan laut dunia.

5. Serangga
Diperkirakan mencapai 150.000 spesies, termasuk 1.000 spesies kupu-kupu.

Ancaman terhadap Keanekaragaman Hayati Papua

Meski kaya, Papua tidak terlepas dari berbagai ancaman ekologis.

1. Deforestasi dan Alih Fungsi Lahan
Data WRI dan University of Maryland menunjukkan Papua kehilangan lebih dari 11.500 km² hutan antara 2002–2019.

2. Minimnya Kawasan Konservasi
Menurut laporan Konservasi Indonesia, 55% wilayah biodiversitas tinggi di Papua Barat dan Papua Barat Daya belum masuk kawasan konservasi resmi.

3. Perburuan dan Penebangan Ilegal
Laporan akademisi Universitas Cenderawasih menunjukkan masih banyak pelanggaran di sekitar area hutan dan cagar alam.

Baca juga: Kuskus Bertotol: Permata Langka dari Hutan Papua Pegunungan

Upaya Pelestarian dan Edukasi Publik

Menjaga Papua berarti menjaga masa depan ekologi Indonesia. Upaya yang perlu diperkuat antara lain:

1. Perluasan Kawasan Konservasi
Memastikan habitat penting masuk dalam area perlindungan resmi.

2. Penguatan Peran Masyarakat Adat
Masyarakat adat merupakan penjaga hutan yang paling efektif dengan kearifan lokalnya.

3. Edukasi Keanekaragaman Hayati Sejak Dini
Materi tentang flora-fauna Papua perlu diperkuat di sekolah dan kampus.

4. Pengembangan Kebun Tematik dan Pusat Konservasi
Seperti kebun anggrek, kebun etnobotani, dan pusat penelitian berbasis lokal.

Keanekaragaman hayati Papua adalah karunia alam yang luar biasa besar, namun juga sangat rentan. Dibutuhkan kerja bersama antara pemerintah, masyarakat adat, peneliti, dan dunia pendidikan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan Papua.

Dengan langkah konservasi yang tepat dan edukasi yang berkelanjutan, Papua dapat terus menjadi kawasan megadiversitas dunia yang terjaga untuk generasi mendatang.

KPU Papua Pegunungan menulis artikel ini sebagai bagian dari komitmen memberikan literasi publik yang inklusif, khususnya edukasi lingkungan yang berkaitan dengan identitas, kebudayaan, dan keberlanjutan wilayah Papua. Melalui informasi ini, KPU ingin mendorong masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari menjaga kehidupan demokrasi dan masa depan bersama.

Sumber Literasi

  1. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Laporan Statistik Kehutanan Indonesia.
  2. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Basis data flora–fauna Indonesia.
  3. World Resources Institute (WRI). Papua Primary Forest Loss Data (2002–2019).
  4. Konservasi Indonesia. “Key Biodiversity Areas Papua Barat dan Papua Barat Daya.”
  5. BirdLife International. Laporan keanekaragaman burung Papua.
  6. Universitas Cenderawasih – Publikasi akademik mengenai konservasi Papua.
  7. WWF Indonesia. Profil Keanekaragaman Hayati Papua.
     

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 34 kali