Opini

SALAM GUNUNG SIMBOL BUDAYA DAN PROFESIONALISME KPU PAPUA PEGUNUNGAN

SALAM GUNUNG SIMBOL BUDAYA DAN PROFESIONALISME KPU PAPUA PEGUNUNGAN

(Papson Hilapok)

1.1 Latar Belakang

Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara yang mempunyai tanggung jawab menyelenggarakan Pemilu secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dalam uraiannya, KPU tidak hanya dituntut untuk profesional, tetapi juga harus mampu beradaptasi dengan konteks sosial-budaya di setiap daerah.

Khusus di Papua Pegunungan, KPU memperkenalkan “Salam Gunung” sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal sekaligus menampilkan identitas kelembagaan yang menjunjung tinggi kearifan lokal. Salam ini bukan hanya sebuah gerakan simbolis, tetapi juga sarat makna spiritual, sosial, dan budaya.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa makna “Salam Gunung” bagi masyarakat Papua Pegunungan?
  2. Bagaimana tata cara melakukan salam ini?
  3. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam “Salam Gunung”?

1.3 Tujuan

  1. Menjelaskan makna filosofi dari “Salam Gunung”.
  2. Mendeskripsikan tata cara pelaksanaan salam.
  3. Menguraikan nilai-nilai budaya dan profesionalisme KPU dalam salam tersebut.

1.4 Manfaat

  1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai arti dan makna “Salam Gunung”.
  2. Menjadi identitas kelembagaan KPU Papua Pegunungan.
  3. Mendorong penguatan nilai budaya lokal dalam ruang publik.

2.1 Makna Filosofis Salam Gunung

“Salam Gunung” lahir dari kearifan lokal masyarakat Papua Pegunungan yang identik dengan gunung sebagai simbol kehidupan. Gunung melambangkan keagungan, keteguhan, dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Makna filosofis salam ini antara lain:

  • Penghormatan kepada Allah, alam, dan leluhur.
  • Doa dan restu untuk kebaikan, kedamaian, serta kesejahteraan.
  • Identitas budaya masyarakat Papua Pegunungan.
  • Simbol profesionalisme KPU yang menghargai nilai-nilai lokal.

2.2 Tata Cara Melakukan Salam Gunung

  1. Posisi Tangan : Kedua telapak tangan disatukan di depan dada.
  2. Tutup Jari : Jari-jari dirapatkan dan diluruskan.
  3. Bentuk Lengan : Jari-jari dilengkungkan sedikit ke atas, menyerupai gunung atau segitiga.
  4. Sapaan : Dalam hati mengucapkan “Waa” sebagai bentuk penghormatan.

Gerakan ini menjadi simbol penghormatan kepada Tuhan, alam, leluhur, dan sesama manusia.

2.3 Nilai Budaya dan Profesionalisme

Salam Gunung mengandung berbagai nilai penting, yaitu:

  • Nilai Budaya : Menghormati adat dan tradisi masyarakat gunung.
  • Nilai Spiritual : Mengingatkan pada keagungan Tuhan dan restu leluhur.
  • Nilai Sosial : Menjadi simbol persaudaraan dan kebersamaan.
  • Nilai Profesionalisme : KPU hadir dengan identitas lokal namun tetap menjaga integritas dan netralitas.

3.1 Kesimpulan

“Salam Gunung” bukan sekedar salam formal, melainkan identitas khas KPU Papua Pegunungan yang dihilangkan pada nilai budaya dan spiritual masyarakat setempat. Gerakan ini merepresentasikan penghormatan kepada Tuhan, alam, leluhur, dan sesama, serta menjadi doa bagi kebaikan dan kesejahteraan bersama.

3.2 Saran

KPU Papua Pegunungan perlu terus melakukan sosialisasi agar “Salam Gunung” dapat dipahami secara luas oleh masyarakat. Dengan demikian, salam ini dapat menjadi simbol kebanggaan daerah serta sarana memperkuat persatuan dan profesionalisme penyelenggaraan Pemilu.

DAFTAR PUSTAKA

KPU RI. (2020). Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum . Jakarta: KPU RI.

Geertz, C. (1973). Interpretasi Budaya . New York: Basic Books.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: Rineka Cipta.

KPU Provinsi Papua Pegunungan. (2025). Dokumen Internal: Salam Gunung sebagai Identitas Budaya KPU Papua Pegunungan . Wamena : KPU Provinsi Papua Pegunungan.

 

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 139 kali