Artikel

Nilai Sila 1 sampai 5 Pancasila dan Contoh Sikap Nyatanya di Kehidupan Sehari-Hari

Wamena — Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup, dan pedoman moral bagi seluruh rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi sumber dari segala sumber hukum termasuk peraturan perundang-undangan. Seluruh kebijakan sudah seharusnya berlandaskan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, mulai dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, hingga keadilan sosial.

Pancasila juga memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban warga negara. Juga berfungsi untuk memperkuat semangat gotong royong, serta menjadi pedoman pembangunan nasional agar selalu menjunjung nilai kemanusiaan dan keadilan dalam pelaksanaannya. Pancasila hingga kini masih tetap dan akan terus relevan sebagai penuntun moral dan arah hidup bangsa Indonesia. Pancasila hadir untuk memastikan bangsa Indonesia tidak kehilangan jati diri di tengah arus globalisasi dan era digitalisasi saat ini.

Contoh Sikap Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Nilai Sila Pertama, adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Sikap dari penerapan sila pertama ini tidak hanya tercermin dalam tempat ibadah atau upacara keagamaan, berikut beberapa contoh sikap penerapan sila pertama di kehidupan sehari-hari;

  • Menunjukkan sikap saling menghormati antar umat beragama di kehidupan sehari-hari, misalnya tidak semena-mena melontarkan komentar negatif tentang  proses ibadah agama lain.
  • Menjaga ketenangan saat tetangga beribadah, ini merupakan sikap paling sederhana untuk mengimplementasikan nilai sila pertama Pancasila.
  • Ikut bergotong royong membangun rumah ibadah agama lain, selain sebagai bentuk toleransi, gotong royong juga merupakan ciri khas dan nilai sosial bangsa Indonesia.
  • Saling memberi ucapan pada hari besar keagamaan, sederhana namun memiliki makna yang besar, dampaknya adalah terciptanya keharmonisan sosial.
  • Penerapan sila pertama dalam konteks pemerintahan di Indonesia mencakup kebijakan yang menjamin kebebasan beragama dan berkeyakinan, seperti yang diamanatkan dalam konstitusi, khususnya Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), yang menyatakan bahwa "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Sikap-sikap ini mencerminkan bahwa keberagaman agama bukan alasan untuk terpecah oleh jarak, namun justru merupakan kesempatan untuk memperkuat persaudaraan dan toleransi. Dengan menjunjung nilai-nilai ketuhanan, bangsa Indonesia diingatkan untuk selalu menempatkan moral dan kemanusiaan sebagai dasar setiap tindakan, baik di ruang publik maupun pribadi.

Contoh Sikap Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, adalah pedoman utama membangun kehidupan sosial yang saling menghormati dan penuh empati. Nilai ini menekankan bahwa setiap manusia memiliki martabat dan hak yang sama, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial. Berikut beberapa contoh sikap penerapan sila kedua dalam kehidupan sehari-hari;

  • Menunjukkan perilaku saling menghargai dan peduli terhadap sesama, dengan rasa empati yang tinggi.
  • Membantu korban bencana alam tanpa memandang latar belakang, baik suku, agama, ras, golongan, dll.
  • Memberikan ruang bagi perbedaan pendapat sebagai sebuah anugrah tanpa muncul rasa kebencian.
  • Ikut memperjuangkan hak-hak kaum rentan agar tetap terlindungi, misalnya perempuan, orang tua, hingga kelompok disabilitas.
  • Menjaga tutur kata dan tindakan agar tidak melukai orang lain, baik secara langsung maupun di media sosial.

Pemerintah dan berbagai organisasi masyarakat (LSM) turut mendorong implementasi nilai sila kedua ini melalui berbagai kebijakan yang melindungi hak asasi manusia dan keadilan sosial bagi seluruh warga negara. Menjaga nilai kemanusiaan bukan sekadar kewajiban moral, melainkan wujud nyata bahwa Indonesia adalah bangsa yang beradab,  bangsa yang menghormati perbedaan, dan menegakkan keadilan untuk seluruh umat manusia tanpa terkecuali.

Contoh Sikap Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila Ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, menjadi penopang utama tegaknya kehidupan berbangsa di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya. Nilai sila ketiga  mengajarkan pentingnya menjaga kebersamaan dan rasa nasionalisme di atas segala perbedaan yang ada. Semangat persatuan terlihat jelas dari beberapa kegiatan sehari-hari di sekitar kita, antara lain;

  • Kegiatan sosial dan kebangsaan, misalnya kerja bakti lintas agama, gotong royong antar warga desa, hingga perayaan hari besar nasional yang diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat.
  • Di sekolah atau instansi pemerintahan, kegiatan seperti upacara bendera setiap senin menjadi bentuk sederhana dari implementasi semangat persatuan dan tekad menjaga keutuhan NKRI.

Nilai persatuan saat ini perlu terus dipupuk melalui sikap saling menghormati dan dialog antar golongan. Pemerintah, tokoh masyarakat, hingga generasi muda diharapkan menjadi penjaga semangat persatuan agar perbedaan yang ada di tengah masyarakat tidak menjadi pemecah, namun menjadi anugrah untuk Indonesia sebagai bangsa yang besar dan majemuk. Semangat persatuan tidak berhenti hanya sebagai semboyan. Semangat ini menjadi ruh kebangsaan yang memastikan bahwa di antara milyaran perbedaan, rakyat Indonesia tetap satu dalam cita-cita dan semangat membangun untuk negeri.

Contoh Sikap Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Nilai demokrasi dan musyawarah menjadi inti utama dalam penerapan sila keempat Pancasila, yang berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Prinsip ini menegaskan bahwa setiap keputusan harus lahir dari hasil musyawarah bersama, dengan mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan. Berikut beberapa contoh sikap penerapan nilai sila keempat dalam kehidupan sehari-hari;

  • Di dalam forum-forum diskusi warga, rapat adat, hingga pertemuan desa yang membahas persoalan bersama tercermin semangat musyawarah.
  • Di sektor pemerintahan, nilai ini diwujudkan melalui mekanisme perwakilan rakyat di DPR dan lembaga-lembaga daerah yang menyalurkan aspirasi masyarakat sebagai representasi masyarakat.
  • Mencoblos calon wakil rakyat saat pemilu untuk menentukan wakil rakyat kita di parlemen juga merupakan bentuk implementasi sila keempat.

Budaya dialog, diskusi dan menghargai perbedaan pendapat menjadi kunci utama terciptanya keputusan yang adil dan bijaksana. Ketika setiap pihak diberi ruang untuk menyampaikan pandangan secara terbuka, hasil musyawarah pun lebih berakar pada kepentingan bersama. Penerapan nilai sila keempat mengingatkan bangsa Indonesia  bahwa demokrasi sesungguhnya bukan sekadar mendapat suara terbanyak dari voting, namun demokrasi sejatinya adalah sebuah kebijaksanaan dalam mencapai mufakat demi kemaslahatan seluruh rakyat.

Baca juga: Penjelasan dan Contoh Sikap yang Sesuai dengan Sila ke-4 Pancasila

Contoh Sikap Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila Kelima Pancasila yaitu, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, adalah sebagai landasan moral terciptanya masyarakat yang sejahtera. Nilai sila kelima  ini menuntut agar setiap warga negara memperoleh hak dan kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan pelayanan publik. Dalam kehidupan sehari-hari, penerapan sila ini terlihat melalui beberapa aktivitas sederhana, antara lain;

  • Membantu tetangga yang sedang kesulitan dan membutuhkan bantuan.
  • Gotong royong membangun fasilitas umum di lingkungan sekitar tempat tinggal.
  • Upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan, meningkatkan pelayanan kesehatan, dan menghadirkan pembangunan yang merata di seluruh wilayah di Indonesia tanpa terkecuali.
  • Tidak membiasakan memiliki kaya hidup yang boros.
  • Tidak merusak fasilitas umum.

Keadilan sosial adalahi tanggung jawab bersama untuk menciptakan keseimbangan antara hak dan kewajiban sebagai warga negara. Semangat inilah yang terus menjadi pengingat bahwa Indonesia akan benar-benar maju bila keadilan dapat dirasakan oleh seluruh rakyatnya, tanpa terkecuali.

Baca juga: Makna Pancasila Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Nilai, Peran, dan Tantangan di Era Modern

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 5,234 kali