Artikel

Kyai Syuja dan Lahirnya PKU Muhammadiyah : Jejak Sang Pelopor Kesehatan Indonesia

Wamena — Gerakan kesehatan Muhammadiyah tidak muncul begitu saja. Ada keteladanan yang mengawali langkah panjang itu. Kyai Syuja adalah sosok yang membuka jalan ketika akses kesehatan masih sangat terbatas. Pada masa awal abad ke-20, banyak warga tidak mampu mendapatkan pengobatan. Penyakit menular menyebar dengan cepat. Fasilitas kesehatan hanya menjangkau kelompok tertentu. Kyai Syuja melihat kondisi ini sebagai persoalan kemanusiaan yang harus dijawab dengan tindakan nyata. Ia merintis Perkumpulan Penolong Kesengsaraan Oemoem atau PKO. Program yang hari ini berkembang menjadi jaringan PKU Muhammadiyah. Rumah sakit, klinik, dan layanan kesehatan yang hadir di berbagai daerah. Jaringan ini tidak hanya memberikan layanan medis. Mereka terlibat dalam penanganan bencana, pendampingan keluarga prasejahtera, dan edukasi kesehatan masyarakat. Perjalanan panjang PKU menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan dapat menjadi bagian dari dakwah pencerahan. Nilai ini sejalan dengan semangat Hari Kesehatan Nasional. Tindakan kecil yang dilakukan konsisten mampu memberi dampak besar bagi bangsa. Spirit inilah yang diwariskan Kyai Syuja.

Biografi dan Fondasi Pemikiran Kyai Syuja

Kyai Syuja lahir pada akhir abad ke-19 di Yogyakarta. Lingkungan pesantren membentuk karakter beliau. Hidup sederhana. Disiplin. Peka terhadap penderitaan masyarakat. Sejak muda beliau mendampingi kegiatan KH Ahmad Dahlan. Dari situ Kyai Syuja melihat langsung bahwa dakwah harus membumi. Menolong yang lemah. Menguatkan yang sakit. Menyantuni keluarga yang tidak memiliki akses pelayanan dasar. Kyai Syuja tidak banyak berbicara di depan umum. Beliau lebih sering bekerja di lapangan. Mengantar obat. Mengurus jenazah. Mendampingi fakir miskin. Sikap inilah yang membuatnya dihormati masyarakat.

Pada masa itu, gerakan Muhammadiyah sedang memperkuat misi pendidikan dan pembaruan pemahaman agama. KH Ahmad Dahlan mendorong umat agar menggunakan akal sehat dan bertindak nyata. Kyai Syuja meneruskan gagasan tersebut di bidang kesehatan. Beliau melihat penyakit sebagai hambatan besar bagi kemajuan masyarakat. Karena itu ia merancang langkah sederhana namun berdampak. Mengobati yang sakit. Menolong yang tidak mampu. Mengurus kebutuhan warga yang kehilangan akses layanan kesehatan. Prinsip ini menjadi ciri PKO. Dakwah berjalan melalui pelayanan publik.

PKO dan Transformasinya Menjadi PKU Muhammadiyah

PKO berdiri untuk menjawab kebutuhan dasar. Programnya berkembang dari kegiatan ringan. Pemeriksaan kesehatan gratis. Pengobatan sederhana. Bantuan logistik untuk warga sakit. Dari kegiatan itu tumbuh lembaga yang lebih terstruktur. Klinik. Balai kesehatan. Layanan sosial. Pada masa berikutnya, PKO berkembang menjadi PKU atau Penolong Kesengsaraan Umum. Nama ini kemudian dikenal luas sebagai PKU Muhammadiyah. Jaringan rumah sakit dan klinik yang tersebar di berbagai provinsi.

Transformasi PKU menunjukkan kemampuan Muhammadiyah membaca kebutuhan zaman. Dari kegiatan sosial kecil menjadi institusi kesehatan modern. Sistem manajemen diperkuat. Jaringan dokter dan tenaga medis meningkat. Pendidikan kebidanan dan keperawatan dibangun. Perjalanan ini menegaskan bahwa PKU lahir dari nilai kemanusiaan. Menolong tanpa syarat. Melayani tanpa memandang latar belakang sosial.

Kontribusi Muhammadiyah dalam Dunia Kesehatan Indonesia

Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi dengan jaringan kesehatan terbesar di Indonesia. Rumah sakit Muhammadiyah hadir pada masa bencana gempa Yogyakarta. Tsunami Aceh. Likuefaksi Palu. Banjir di berbagai wilayah. Mereka bergerak cepat. Tenaga medis turun langsung ke titik bencana. Klinik darurat dibuka. Obat dan logistik disalurkan kepada warga yang kehilangan akses kesehatan.

Peran ini tidak hanya pada masa bencana. Rumah sakit Muhammadiyah menjadi rujukan masyarakat sehari-hari. Mereka menyediakan layanan kesehatan ibu dan anak. Layanan gawat darurat. Perawatan penyakit menular. Pendampingan keluarga prasejahtera. Kehadiran PKU memperkuat sistem kesehatan nasional di banyak daerah. Termasuk daerah yang belum memiliki fasilitas lengkap.

Baca juga: Milad Muhammadiyah ke-113 : Jejak Perjuangan, Pendidikan, dan Dakwah Pencerahan bagi NKRI

PKU dan Semangat Pelayanan Tanpa Batas

PKU mengambil posisi penting dalam layanan kesehatan yang inklusif. Rumah sakit Muhammadiyah melayani siapa pun tanpa melihat identitas. Banyak fasilitas kesehatan Muhammadiyah beroperasi di wilayah yang religiusitas dan komposisi sosialnya beragam. Mereka tetap memberikan pelayanan yang sama kepada semua warga. Prinsip ini sejalan dengan gagasan awal Kyai Syuja. Menolong manusia sebagai manusia.

Di Papua, salah satu contoh berada di Sorong. Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong mengembangkan proyek pembangunan RS PKU UNIMUDA. Prosesnya masih berjalan. Namun semangatnya sudah terlihat. Fasilitas ini dirancang sebagai layanan terbuka bagi seluruh warga. Kehadirannya akan menambah akses kesehatan di wilayah yang masih membutuhkan tenaga medis, ruang layanan ibu dan anak, serta fasilitas gawat darurat. Narasi ini menunjukkan bahwa nilai PKO masih hidup. Pelayanan kesehatan bergerak melampaui batas administrasi, suku, dan identitas sosial.

Refleksi
Jejak Kyai Syuja mengajarkan bahwa pelayanan kesehatan adalah bagian dari perjuangan kemanusiaan. PKO yang ia rintis melahirkan jaringan besar PKU Muhammadiyah. Jaringan yang bekerja untuk mengobati warga. Menguatkan keluarga prasejahtera. Mendampingi masyarakat di daerah terpencil. Spirit kerja diam dan keteladanan menjadi dasar gerakan ini. Pada Milad Muhammadiyah ke-113 dan setelah peringatan Hari Kesehatan Nasional, kisah ini memberi pesan kuat. Kesehatan bukan hanya soal fasilitas medis. Kesehatan adalah tugas sosial. Tugas yang dibangun oleh keberanian orang-orang seperti Kyai Syuja. Gerakan kecil yang tumbuh menjadi kekuatan besar bagi bangsa.

  • Effendi, Lutfi. “Tafsir Amali dan Gerakan Kesehatan.” Suara Muhammadiyah. Membahas sejarah PKO, peran Kyai Syuja, serta dasar gerakan Al Ma’un dalam pelayanan kesehatan.
  • Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Satu Abad PKU Muhammadiyah, Tonggak Sejarah yang Strategis dalam Perjalanan Kesehatan Umat dan Bangsa.” Muhammadiyah.or.id. Menguraikan perkembangan PKO menjadi PKU dan kontribusinya bagi layanan kesehatan nasional.
  • RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. “Sejarah PKU Muhammadiyah Yogyakarta.” Laman resmi RS PKU Jogja. Menjelaskan pendirian awal PKO oleh Kyai Syuja serta transformasi layanan kesehatan Muhammadiyah.
  • RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. “Milad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Gamping dan Sleman. Refleksi Perjalanan dan Masa Depan.” Artikel reflektif tentang pertumbuhan layanan kesehatan Muhammadiyah.
  • Muhammadiyah.or.id. “Salmah Orbayinah: Semangat PKO Bukan Hanya untuk Mendirikan Rumah Sakit.” Artikel yang menyoroti semangat sosial Kyai Syuja dalam membantu masyarakat.
  • Kendalmu. “Grand Opening RS PKU Muhammadiyah Boja.” Mengulas konsep pelayanan kesehatan Muhammadiyah yang berorientasi pada kelompok membutuhkan.
  • Jurnal UNY. “Perkembangan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO).” Kajian akademik mengenai PKO sebagai fondasi awal jaringan layanan kesehatan Muhammadiyah.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 44 kali