Artikel

Sejarah Kota Keneyam Kabupaten Nduga Provinsi Papua Pegunungan

Nduga Papua Pegunungan - Dalam pembahasan ini setiap adanya Kabupaten  potensi manusia dan alam menjadi persyaratan utama. Adanya Kabupaten ini karena indicator yang dipersyaratkan oleh Pemerintah pusat maka telah disepakati untuk adanya kabupaten Nduga. Indicator pertama Sumber daya manusia, kedua potensi alam, ketiga wilayah geografisnya. Dengan demikian dalam pembahasan ini mula-mula membahas penyebaran manusia Nduga. Kedua asal nama Kenyam dan Nduga. Ketiga sejarah adanya Kabupaten Nduga.

Nduga adalah salah satu suku asli Papua yang mendiami sekitar lokasi Taman Nasional/Internasional Lorenz dan hidup di tengah-tengah beberapa suku kerabat yaitu; Dani, Amungme, Moni, dan Damal. Maka suku Nduga menyebar hampir di beberapa kabupaten yaitu Wamena, Timika, Jayapura, Nabire dan Asmat. Wilayah Suku Nduga baru dimekarkan menjadi satu kabupaten pemekaran yaitu Kabupaten Ndugama yang artinya kabupaten yang berdiri di tengah wilayah orang Nduga sendiri.

Masyarakat Nduga yakin bahwa nenek moyang mereka berasal dari SeinmaSeinma ialah sebuah kampung di Kecamatan Kurima. Orang Dani dan beberapa orang Yali serta orang Hupla pun percaya bahwa mereka berasal dari Seinma. Ada sebuah cerita yang dikisahkan oleh Yikok Ubruangge, dari suku Nduga sendiri yang berdiam di Mapnduama. “Ada suatu tempat di hutan, di daerah Piri, dekat dengan Puncak Trikora di mana para moyang berkumpul untuk berdiskusi. Sementara yang lainnya berdiskusi, satu kelompok diantaranya meninggalkan mereka, dan kelompok itu akhirnya menjadi suku Asmat, yakni suku yang hidup dekat pesisir pantai. Kelompok lainnya pergi dan beristrahat di Munggilbak. Kemudian dari pada itu ada yang mencari daerah yang rumput seperti Nduga, ada pula yang mencari daerah dataran misalnya orang Baliem. Ada pula yang menyusuri sungai dan bermukim di Iniye, Wusak, Mbuwa, Yigi, Gula dan Yuguru. Masyarakat Nduga yang berdiam di Mapnduma adalah kelompok yang menyusuri Sungai Gul”.

Nama Kenyam dan Ndugama

Bentuk penghargaan terhadap manusia dan budaya setiap suku bangsa maka perlu setiap orang yang hadir dan mengalami minimal mengetahui nama tempat. Karena kita menghargai sehingga pertama-tama mempertanyakan asal-usul nama Keneyam.

Kata Keneyam terdiri dari dua kata yaitu Kene dan Yame. kata Kene artinya “bicara” bahwa dalam sebutan sehari-hari selalu orang dapat mengungkapkan dengan kata “kene, keneyi, keneyio” (bicara, bicara sudah, bicaraka?).

Sedangkan kata Yam, yame, yume. Artinya (Tempat) tetapi yang dimaksudkan adalah mempertanyakan tempat untuk orang lain datang di tempat tersebut dengan cara memanggil. Dengan demikian kata Kene dan yame menjadi Keneyam adalah mengajak orang untuk datang berbicara disuatu tempat yang disepakati bersama.

Sedangkan arti nama Nduga dan menjadi nama Kabupaten sekarang sehingga arti nama Kabupaten ini? Kata “Nduga” terdiri dari dua kata ”Ndu” artinya dia harus berbicara dan Kata Ngga artinya dimana. Dengan demikian kata “Nduga” adalah dia harus berbicara.

Sejarah Kabupaten

Distrik Mugi merupakan salah satu Distrik Pemekaran dari Distrik Mapduma sejak Pemerintah Kabupaten Jayawijaya pada masa Pemerintahan Nikholaus Jigibalon sekitar tahun 2004. Pada tahun 2008 dengan SK Menteri Dalam Negeri tentang Pemekaran Kabupaten Nduga dari  Kabupaten Jayawijaya, masing-masing Distrik Mapduma, Distrik Yigi, Distrik Gearek, Distrik Mbua, dan Distrik Geselma.

Pemberlakuan Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua dan Papua Barat sebagaimana diatur dalam UU No. 21 Tahun 2001, pada dasarnya adalah kewenangan yang lebih luas bagi Pemerintah Papua dan Papua Barat, Pemerintah kabupaten/Kota se Tanah Papua dan seluruh rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri. Selain itu pemberlakuan OTSUS pada dasarnya ingin melakukan perubahan mendasar dari sistem pemerintahan dan pembangunan yang sentralistik, birokratik dan penyeragaman menjadi sistem pemerintahan desentralisasi yang partisipatif, demokratis, transparan dan sesuai dengan karakteristik masyarakat lokal maupun masyarakat Papua.

Kebijakan pemerintah berupa desentralisasi urutan pemerintahan melalui UU Nomor 32 Tahun 2004 dan melalui UU Nomor 33 Tahun 2004, sejalan dengan kebijakan OTSUS bagi pemerintah dan seluruh rakyat di tanah Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri sesuai aspirasi dan kebutuhannya. Maka Nduga dimekarkan dari Kabupaten Jayawijaya.

Menurut pembagian wilayah pemerintahan, daerah Nduga yang berada dalam kawasan Lorentz termasuk pada kecamatan Tiom, yang dahulunya masih termasuk dalam wilayah Kabupaten Jayawijaya dan sekarang sudah menjadi kabupaten sendiri, yaitu kabupaten Ndugama. Masyarakat Nduga mengelompokan diri ke dalam dua kelompok suku yakni: Kelompok suku Nduga yang mendiami di daerah panas seperti di Mapnduma, peretngahan Mbuah hingga Kora-Bawah; Wusak-Bawah; Kenyem; Geslema; Wandut; dan Airalma. Dan kelompok suku Nduga yang berdiam di daerah-daerah dingin seperti di Yigi, Mbuwa-Atas, Iniye, Wusak-Atas.

Letak Geografis dan wilayah administrasi pemerintahan

Letak geografis merupakan salah satu penentu strategisnya suatu lokasi wilayah dalam sistem perekonomian regional maupun daya dukung wilayah. Kabupaten Nduga berdasarkan UU No. 6 Tahun 2008 merupakan hasil pemekaran memiliki luas wilayah 12.941 Km2 atau 4,08 % dari total luas wilayah Provinsi Papua, serta memiliki berbagai potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi masyarakat Kabupaten Nduga. Secara geografis, Kabupaten Nduga terletak antara 137,450 – 139,500 Bujur timur dan 4,000 – 4,500 Lintang Selatan.

Secara administrasi, batas wilayah Kabupaten Nduga adalah sebagai berikut:

  1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Puncak Jaya.
  2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Jayawijaya.
  3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Asmat.
  4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Mimika.

Secara Administratif, Kabupaten Nduga yang beribukota di Kenyam terbentuk tahun 2008 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2008. Selain itu, Kabupaten Nduga juga merupakan pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya.

 

Kabupaten ini terbagi menjadi 32 Distrik/ Kecamatan dengan jumlah kampung secara keseluruhan adalah sebesar 248 kampung. Dari ke-32 Distrik tersebut, Distrik Alama merupakan distrik dengan wilayah yang terluas yaitu seluas 3.797 km2 29.34 % dari total luas wilayah Kabupaten Nduga. Sedangkan untuk Distrik dengan wilayah terkecil adalah Distrik Yel seluas 48 km2 atau sebesar 0.37 % dari total luas wilayah Kabupaten Nduga.

Di tulis Oleh 

Papson Hilapok

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 392 kali