Artikel

Apa Itu Buzzer Politik ? Ini Penjelasan, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Wamena — Dalam era digital serta keterbukaan informasi seperti saat ini, media sosial memiliki peran besar dalam membentuk opini publik. Salah satu fenomena yang muncul dalam konteks komunikasi politik di media sosial adalah buzzer politik. Istilah ini sering muncul di tengah perdebatan politik, terutama saat pemilu atau ketika isu-isu kebijakan pemerintah menjadi sorotan publik.

Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan buzzer politik? Bagaimana cara mereka bekerja, dan sejauh mana pengaruhnya terhadap pandangan masyarakat? Kita akan membahas secara lengkap pengertian, fungsi, peran, dan cara kerja buzzer politik dalam komunikasi politik modern.

Baca juga: Politik Uang dalam Pemilu: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Upaya Pencegahannya

Pengertian Buzzer Politik

Secara umum, buzzer politik adalah individu atau kelompok yang secara aktif menyebarkan pesan, opini, atau narasi tertentu melalui media sosial dengan tujuan memengaruhi pandangan masyarakat terhadap isu politik, tokoh, atau kebijakan tertentu.

Dalam konteks komunikasi politik, buzzer berfungsi sebagai aktor komunikasi yang membantu menyebarkan pesan politik secara cepat dan luas di ruang digital. Mereka bisa beroperasi secara mandiri, dibayar, atau menjadi bagian dari tim kampanye politik.

Fungsi dan Peran Buzzer Politik

1. Menyebarkan Informasi Politik

Buzzer politik berperan dalam menyebarkan informasi dengan cepat. Informasi ini bisa berupa kampanye politik, kebijakan pemerintah, atau isu sosial yang sedang hangat.

Ketika informasi diunggah oleh akun buzzer dengan jumlah pengikut besar, pesan tersebut dapat menjangkau ribuan hingga jutaan orang dalam waktu singkat.

2. Membentuk dan Mengarahkan Opini Publik

Inilah fungsi utama buzzer politik. Mereka tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga mengarahkan persepsi masyarakat terhadap tokoh politik atau isu tertentu. Misalnya, mereka bisa membangun citra positif kandidat tertentu, atau sebaliknya — melemahkan reputasi lawan politik.

3. Menguatkan Citra atau Branding Politik

Dalam strategi komunikasi politik modern, buzzer sering digunakan untuk memperkuat personal branding seorang tokoh. Melalui konten positif, meme, atau narasi tertentu, mereka menciptakan kesan bahwa tokoh tersebut dekat dengan rakyat, cerdas, atau peduli terhadap isu sosial.

4. Membangun Isu dan Menggiring Wacana

Buzzer politik juga berfungsi sebagai “penggiring wacana”. Mereka bisa membuat isu tertentu menjadi trending topic di media sosial, sehingga masyarakat terdorong untuk membicarakannya. Dengan begitu, agenda politik tertentu bisa lebih cepat diterima publik.

Cara Kerja Buzzer Politik

Cara kerja buzzer politik sangat bergantung pada strategi komunikasi digital yang digunakan. Secara umum, prosesnya dapat dijelaskan dalam beberapa tahap:

1. Pembuatan Narasi atau Pesan

Biasanya tim komunikasi atau pihak yang berkepentingan menyusun narasi tertentu — misalnya mendukung kebijakan pemerintah atau menentang lawan politik. Narasi ini kemudian disebarkan kepada para buzzer.

2. Penyebaran di Media Sosial

Buzzer menggunakan berbagai akun (kadang asli, kadang anonim) untuk memposting pesan, membuat thread, atau membagikan konten seperti gambar, video, dan meme yang mendukung narasi tersebut. Mereka sering beroperasi secara terkoordinasi untuk menciptakan kesan bahwa opini tertentu adalah pendapat mayoritas masyarakat.

3. Meningkatkan Interaksi dan Relevansi

Agar pesan mereka viral, buzzer memanfaatkan algoritma media sosial: semakin banyak komentar, like, dan share, semakin besar peluang pesan itu muncul di beranda pengguna lain. Mereka juga menggunakan tagar (hashtag) tertentu untuk meningkatkan jangkauan pesan, misalnya: #DukungKebijakanX atau #PemimpinMasaDepan.

4. Mengontrol Narasi Publik

Jika muncul kritik atau opini yang berlawanan, buzzer akan melakukan counter-narrative — yaitu membuat konten tandingan untuk menepis isu negatif atau mengalihkan perhatian publik ke topik lain.

Dampak Buzzer Politik terhadap Masyarakat

Dampak Positif

  • Membantu penyebaran informasi politik dengan cepat.
  • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam diskusi politik online.
  • Membuka ruang debat dan keterlibatan publik terhadap isu-isu kenegaraan.

Dampak Negatif

  • Menyebarkan disinformasi dan hoaks demi kepentingan politik tertentu.
  • Menciptakan polarisasi masyarakat karena perbedaan opini yang tajam.
  • Mengaburkan batas antara informasi objektif dan propaganda.
  • Mengancam etika komunikasi politik jika digunakan untuk menyerang pribadi atau kelompok tertentu.

Etika dan Tantangan Buzzer Politik

Fenomena buzzer politik menimbulkan perdebatan etis. Dalam demokrasi, setiap warga negara berhak menyampaikan pendapat, tetapi penyebaran informasi palsu atau manipulatif dapat merusak kualitas demokrasi. Buzzer seharusnya berperan sebagai penyampai informasi yang benar dan membangun, bukan sekadar alat propaganda. Karena itu, penting untuk meningkatkan literasi digital masyarakat, agar publik lebih kritis terhadap informasi politik di media sosial.

Baca juga: Konsep Demokrasi: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Unsur Pendukungnya untuk Masyarakat Umum

Buzzer politik adalah bagian dari fenomena komunikasi politik digital yang tidak bisa dihindari di era media sosial. Mereka berperan dalam menyebarkan informasi, membentuk opini, dan menggiring wacana publik. Namun, di balik kekuatannya, keberadaan buzzer juga membawa tantangan serius bagi kejujuran informasi dan kesehatan demokrasi. Oleh karena itu, literasi digital, transparansi komunikasi politik, dan tanggung jawab etis menjadi hal penting agar peran buzzer tidak menyesatkan, tetapi justru mendukung demokrasi yang lebih sehat dan cerdas.

Daftar Referensi

  1. MediaIndonesia.com. (2023). Apa Itu Buzzer? Berikut Pengertian, Cara Kerja dan Dampaknya
  2. Tirto.id. (2025) Apa Itu Buzzer Politik? Sejarah, Pola Rekrutmen, dan Strategi
  3. Tempo.com. 2024.Apa itu Buzzer? Definisi, Fungsi, Jenis, Karakteristik, dan Cara Kerjanya

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 21 kali