
KPU Mendukung Kearifan Lokal Menjadi Identitas Budaya, Mumi di Akhima di Wamena Provinsi Papua Pegunungan Tahun 2025
Wamena, KPU Papua Pegunungan — Tradisi mumifikasi yang dijalankan oleh Suku Huwula di Lembah Baliem merupakan salah satu warisan budaya tertua dan paling sakral di Tanah Papua. Salah satu peninggalan yang paling terkenal adalah Mumi Akima, yang hingga kini masih dijaga dengan penuh hormat oleh masyarakat adat di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Dalam pandangan masyarakat Suku Huwula, Mumi bukan sekadar jasad yang diawetkan, melainkan simbol leluhur yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk melindungi serta membawa keberuntungan bagi keturunannya. Tradisi ini telah berlangsung selama berabad-abad dan mulai dikenal luas setelah ekspedisi peneliti Barat pada tahun 1938 menemukan Mumi tertua suku Huwula di Lembah Baliem.
Proses Mumifikasi yang Sakral
Proses mumifikasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan. Jenazah tokoh adat yang akan dimumikan dibersihkan, kemudian diasapi di atas perapian selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan menggunakan api kecil dan gambut kering. Setelah itu, jasad dijemur di bawah sinar matahari dan diolesi lemak babi atau minyak alami untuk menjaga keutuhan jaringan tubuh.
Ketika proses pengeringan selesai, tubuh dibalut dengan kain kulit kayu dan diberi hiasan ukiran khas. Mumi kemudian disimpan di rumah adat khusus yang disebut moman atau honai, tempat yang menjadi pusat penghormatan leluhur oleh masyarakat.
Setiap lima tahun sekali, masyarakat Papua mengadakan upacara adat dengan memasang tali su (tas anyaman khas Papua) sebagai bentuk penghormatan dan pemeliharaan mumi. Upacara tersebut menandakan bahwa hubungan spiritual antara leluhur dan keturunannya tetap hidup dan tidak terputus oleh waktu.
Makna dan Fungsi Mumi bagi Suku Huwula
Bagi masyarakat Suku Huwula, Mumi memiliki nilai spiritual dan sosial yang tinggi.
Mumi dipercaya sebagai perwujudan leluhur yang menjaga, membimbing, dan memberikan kekuatan bagi keturunannya. Keberadaan mumi juga menjadi simbol identitas budaya yang memperkuat rasa kebersamaan serta kebanggaan masyarakat adat di Lembah Baliem.
Selain itu, mumi diyakini membawa keberuntungan, hasil panen yang berlimpah, dan kesejahteraan bagi kampung. Dalam kepercayaan adat, mumi juga menjadi simbol kemenangan dalam peperangan serta perlindungan dari marabahaya.
Hanya Tokoh Tertentu yang Dimumikan
Tidak semua orang dapat melalui proses mumifikasi. Hanya mereka yang memiliki jasa besar bagi komunitas, seperti kepala suku, panglima perang, atau tokoh adat yang berhak mendapatkan kehormatan tersebut. Penjagaan mumi kemudian dilakukan secara turun-temurun oleh keluarga dan keturunan sang leluhur.
Warisan Budaya dan Daya Tarik Wisata
Kini, mumi Akimama, menjadi ikon budaya dan daya tarik wisata di Wamena. Tradisi ini tidak hanya melestarikan nilai-nilai luhur leluhur, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi melalui pengembangan wisata budaya dan edukatif.
Dukungan KPU Papua Pegunungan terhadap Kearifan Lokal
Sebagai lembaga negara yang berkomitmen membangun masyarakat berkarakter, KPU Provinsi Papua Pegunungan turut mendukung pelestarian kearifan lokal dan budaya daerah sebagai bagian dari kekayaan bangsa.
Sekretaris KPU Provinsi Papua Pegunungan, Agus Filma menegaskan bahwa pelestarian budaya merupakan bagian penting dari pembangunan karakter dan demokrasi masyarakat di Papua Pegunungan.
“Kami di KPU Papua Pegunungan percaya bahwa menghargai warisan leluhur seperti Mumi Akimama bukan hanya menjaga sejarah, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan, tanggung jawab, dan cinta tanah Papua. Nilai-nilai budaya inilah yang menjadi fondasi moral dalam membangun demokrasi yang berintegritas dan berkeadaban,” ujar Sekretaris KPU Provinsi Papua Pegunungan.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa KPU akan terus mendukung kegiatan sosialisasi dan pendidikan masyarakat dengan pendekatan budaya lokal agar nilai-nilai demokrasi tumbuh selaras dengan kearifan masyarakat adat.
Maka Suku Huwula di Lembah Baliem merupakan salah satu warisan budaya tertua dan paling sakral di Tanah Papua. Salah satu peninggalan yang paling terkenal adalah Mumi Akimama, yang hingga kini masih dijaga dengan penuh hormat oleh masyarakat adat di wilayah Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.