Artikel

Tarian Yospan: Simbol Persaudaraan dan Kegembiraan Masyarakat Papua

Wamena, Papua Pegunungan — Tarian Yospan (Yosim Pancar) merupakan salah satu tarian khas Papua yang menggambarkan semangat persaudaraan, kegembiraan, dan kebersamaan masyarakat di Tanah Papua. Tarian ini lahir dari perpaduan dua budaya pesisir, yakni tarian Yosim dari Biak dan tarian Pancar dari Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, yang kemudian menyatu menjadi ekspresi budaya rakyat pada tahun 1960-an.

Pada mulanya, Tarian Yospan berkembang sebagai hiburan rakyat di wilayah pesisir utara Papua dan menjadi media pergaulan sosial masyarakat. Seiring berjalannya waktu, tarian ini tak hanya sebagai sarana hiburan masyarakat, lebih dari itu Tarian Yospan saat ini menjadi simbol penyambutan tamu kehormatan dan bentuk ekspresi kegembiraan kolektif. Kini, Yospan menjadi salah satu ikon budaya Papua yang sering ditampilkan dalam berbagai festival, kegiatan resmi, dan perhelatan nasional.

Baca juga: Tari Perang Papua Pegunungan: Warisan Budaya yang Menyatukan Semangat Keberanian dan Persatuan

Ciri Khas dan Gerak Tarian Yospan

Tarian Yospan dikenal dengan gerakannya yang energik dan dinamis, diiringi langkah kaki cepat dan hentakan badan yang menggambarkan keceriaan serta solidaritas. Penari biasanya membentuk formasi mulai dari melingkar hingga berpasangan sebagai simbol hubungan sosial yang erat dalam masyarakat Papua. Busana penari juga menjadi daya tarik tersendiri. Mereka mengenakan rok rumbia, mahkota bulu kasuari, serta hiasan tubuh dari bahan alam seperti daun dan manik-manik. Sementara irama tarian dihidupkan oleh tifa (gendang khas Papua), ukulele, dan gitar bass yang berpadu harmonis menghasilkan nuansa ceria.

Kombinasi antara musik, kostum, dan gerak inilah yang menjadikan Yospan bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan wujud nyata identitas dan semangat masyarakat Papua yang terbuka, hangat, dan penuh kegembiraan.

Makna dan Filosofi Yospan

Lebih dari sekadar tarian, Yospan memiliki filosofi yang mendalam. Ia menjadi simbol persahabatan, kebersamaan, dan perdamaian, mencerminkan nilai gotong royong serta toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Gerakannya yang dilakukan secara bersama-sama melambangkan keharmonisan dan kesatuan langkah menuju tujuan bersama. Nilai-nilai inilah yang menjadi pesan moral Yospan, bahwa Kebersamaan dan saling menghargai merupakan kekuatan utama dalam menjaga perdamaian dan persatuan. Yospan juga menjadi bentuk kebanggaan terhadap identitas budaya Papua. Melalui setiap hentakan dan irama tifa, masyarakat menunjukkan jati diri serta warisan leluhur yang kaya akan nilai sosial dan spiritual.

Pelestarian Yospan di Era Modern

Di tengah arus modernisasi, tarian Yospan terus dilestarikan oleh pemerintah daerah, lembaga adat, dan komunitas seni di seluruh Tanah Papua. Dukungan diberikan melalui berbagai program pelatihan, festival budaya, hingga kegiatan pendidikan yang menjadikan Yospan sebagai bagian dari pembelajaran budaya lokal. Bahkan, kini banyak sekolah di Papua memasukkan Yospan dalam kegiatan ekstrakurikuler untuk menanamkan nilai-nilai budaya sejak dini.

Adaptasi modern juga dilakukan tanpa menghilangkan nilai tradisionalnya. Musik pengiring mulai dipadukan dengan instrumen modern, sementara koreografinya dikembangkan agar tetap relevan dan diminati generasi muda.

Yospan dalam Kegiatan KPU Papua Pegunungan

Semangat persaudaraan dan kebersamaan yang terkandung dalam Yospan turut mewarnai kegiatan kelembagaan KPU Provinsi Papua Pegunungan. Dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) KPU se-Papua Pegunungan yang digelar pada 13-17 Agustus 2025 di Wamena, perlombaan Tarian Yospan menjadi salah satu momen yang paling menarik perhatian.

Para peserta lomba yang merupakan jajaran pegawai KPU baik KPU Provinsi Papua Pegunungan maupun KPU Kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan menampilkan gerakan dinamis khas Yospan. Salah satu juri lomba yang berasal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya menyampaikan bahwa lomba Yospan ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kearifan lokal serta mengucapkan terima kasih kasih kepada KPU Papua Pegunungan atas komitmennya untuk melestarikan salah satu aset budaya masyarakat Papua secara utuh.

“Terima kasih kepada KPU Papua Pegunungan yang tidak hanya berperan sebagai penyelenggara pemilu di tanah Papua Pegunungan ini, tetapi juga menjadi lembaga yang menghormati dan mengangkat nilai-nilai budaya daerah pada setiap kegiatan lembaganya. Tarian Yospan bukan hanya sekedar tarian, namun juga mencerminkan persaudaraan yang sejalan dengan nilai demokrasi di Indonesia,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi diharapkan menjadi wadah pelestarian budaya sekaligus penguatan nilai kebersamaan dan sportivitas di lingkungan kerja KPU Papua Pegunungan. Melalui kegiatan semacam ini, KPU Provinsi Papua Pegunungan menunjukkan bahwa semangat budaya dan demokrasi dapat berjalan beriringan dalam harmoni.

Baca juga: KPU Mendukung Kearifan Lokal Menjadi Identitas Budaya, Mumi di Akhima di Wamena Provinsi Papua Pegunungan Tahun 2025

Melestarikan Budaya, Memperkuat Persatuan

Tarian Yospan menjadi pengingat kepada kita semua bahwa demokrasi dan budaya memiliki akar yang sama, yaitu kebersamaan dan saling menghargai. Pelestarian tarian ini bukan sekadar menjaga tradisi, tetapi juga memperkuat semangat persatuan dan jati diri masyarakat Papua khususnya Papua Pegunungan. KPU Papua Pegunungan berkomitmen untuk terus menghadirkan kegiatan yang tidak hanya bernilai administratif, tetapi juga bermuatan budaya lokal dan edukatif, agar setiap langkah lembaga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas khususnya masyarakat di tanah Papua Pegunungan.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 21 kali