Tokoh

Mengenal Sosok B.J. Habibie: Presiden Visioner dan Ilmuwan Jenius Indonesia

Wamena — Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab dikenal dengan B.J. Habibie merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal sebagai ilmuwan jenius, teknokrat, dan Presiden ketiga Republik Indonesia yang membawa banyak perubahan, terutama dalam bidang teknologi dan demokrasi.

Siapa B.J. Habibie?

B.J. Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Sejak muda, ia dikenal sangat cerdas dan gemar mempelajari dunia teknologi, terutama ilmu penerbangan. Setelah menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Habibie melanjutkan studinya ke Jerman dan berhasil meraih gelar doktor di bidang teknik penerbangan dengan predikat summa cum laude.

Baca juga: Kasman Singodimejo: Jembatan Persatuan dari Sumpah Pemuda hingga Dasar Negara

Karier dan Kontribusi untuk Indonesia

Habibie sempat berkarier di perusahaan penerbangan Jerman sebelum diminta pulang oleh Presiden Soeharto untuk membantu membangun industri teknologi Indonesia. Ia kemudian menjadi Menteri Riset dan Teknologi selama lebih dari 20 tahun.

Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal adalah pengembangan pesawat N-250 Gatotkaca, simbol kemajuan teknologi bangsa di era 1990-an.

Perjalanan Menjadi Presiden

Setelah pengunduran diri Presiden Soeharto pada Mei 1998, Habibie secara konstitusional diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia ketiga. Dalam masa kepemimpinannya yang singkat, ia berhasil memulihkan stabilitas politik dan ekonomi pasca-krisis, serta membuka jalan bagi kebebasan pers dan reformasi demokrasi.

Mengapa B.J. Habibie Bisa Menggantikan Soeharto

B.J. Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia ke-3 karena posisinya saat itu sebagai Wakil Presiden RI. Ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, secara konstitusional jabatan presiden otomatis beralih ke wakil presiden.

Dasar Hukum Pergantian Soeharto ke Habibie

Dasar hukumnya adalah:

Pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum amandemen pertama)

“Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya.”

Jadi, ketika Soeharto mengundurkan diri, Habibie sah menjadi presiden tanpa perlu pemilihan ulang, melanjutkan masa jabatan yang tersisa.

Mengapa Habibie Hanya Menjabat 1 Tahun 5 Bulan

B.J. Habibie menjabat sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.

Ada dua alasan utama mengapa masa jabatannya singkat:

1. Ia hanya menyelesaikan sisa masa jabatan Soeharto, bukan periode baru.

2. Setelah masa jabatan itu habis, Sidang Umum MPR 1999 menolak Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Presiden Habibie, sehingga ia tidak mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden berikutnya.

Baca juga: Mengenang Kepemimpinan Jokowi: Transformasi Indonesia di Era Modern

Peran KPU Setelah Habibie Mengundurkan Diri

Nah, ini penting untuk sejarah pemilu modern Indonesia.

1. Pada masa Habibie-lah, cikal bakal KPU modern lahir.

Ia menandatangani Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum, yang menjadi dasar pemilu demokratis pertama pasca-Orde Baru (Pemilu 1999).

2. KPU dibentuk tahun 1999 sebagai lembaga independen penyelenggara pemilu.

Sebelumnya, pemilu diselenggarakan oleh pemerintah (Departemen Dalam Negeri).

3. Setelah Habibie mengundurkan diri pada Oktober 1999, KPU berperan besar menyiapkan hasil Pemilu 1999 untuk Sidang Umum MPR yang kemudian memilih Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai Wakil Presiden.

Nilai dan Warisan Habibie

Habibie dikenal sebagai sosok yang religius, cerdas, dan berjiwa nasionalis. Ia juga menjadi simbol cinta sejati melalui kisah hidupnya bersama sang istri, Hasri Ainun Besari. Hingga kini, nama Habibie selalu dikenang sebagai teladan bagi generasi muda dalam hal inovasi, integritas, dan kecintaan terhadap bangsa.

Kapan dan Bagaimana B.J. Habibie Wafat

B.J. Habibie wafat pada 11 September 2019 di Jakarta pada usia 83 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Meski demikian, warisan pemikiran dan semangatnya akan selalu hidup dalam setiap langkah kemajuan bangsa.

Baca juga: Ir. Soekarno: Biografi dan Pengaruhnya terhadap Indonesia

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 249 kali