Artikel

Haji Agus Salim: Teladan Intelektual dan Pejuang Demokrasi Bangsa

Wamena - Dalam sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia, nama Haji Agus Salim selalu dikenang sebagai sosok cendekiawan, diplomat ulung, dan pejuang kemerdekaan yang menjunjung tinggi nilai demokrasi. Semangatnya dalam memperjuangkan keadilan, moralitas, dan kebebasan berpikir menjadi inspirasi bagi bangsa hingga kini, termasuk dalam kehidupan politik modern Indonesia.

Kehidupan dan Perjuangan Awal Haji Agus Salim

Haji Agus Salim lahir di Kota Gadang, Sumatera Barat, pada 8 Oktober 1884. Ia dikenal sebagai sosok yang cerdas dan menguasai banyak bahasa asing, termasuk Inggris, Belanda, Jerman, dan Arab. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan dan semangat keislamannya membentuk kepribadian yang moderat dan terbuka terhadap perbedaan.
Setelah menamatkan pendidikan di Hoogere Burgerschool (HBS), ia menolak bekerja di pemerintahan kolonial dan memilih berjuang untuk kemerdekaan bangsa melalui jalan politik dan pendidikan.

Baca juga: Mengenang Bung Tomo: Pahlawan 3 Oktober, Inspirasi Demokrasi

Peran Haji Agus Salim dalam Perjuangan Kemerdekaan

Sebagai tokoh Sarekat Islam dan anggota Volksraad, Haji Agus Salim aktif menyuarakan hak-hak rakyat Indonesia di hadapan pemerintah kolonial Belanda. Ia juga dikenal sebagai diplomat tangguh yang berhasil memperjuangkan pengakuan kedaulatan Indonesia di dunia internasional.
Dalam sidang-sidang diplomatik, Haji Agus Salim menunjukkan kebijaksanaan dan kecerdasan luar biasa. Ia bukan hanya berjuang dengan senjata, tetapi dengan ide, kata, dan prinsip moral yang kuat. Sikapnya mencerminkan semangat musyawarah dan toleransi yang menjadi fondasi demokrasi Indonesia.

Nilai Demokrasi dan Politik yang Relevan Masa Kini

Nilai-nilai yang diperjuangkan Haji Agus Salim masih relevan dengan kehidupan berbangsa saat ini. Kejujuran, keterbukaan, dan tanggung jawab moral dalam berpolitik adalah warisan berharga yang perlu diteladani oleh generasi muda dan para pemimpin bangsa.
Dalam konteks penyelenggaraan pemilu, semangat demokrasi yang diperjuangkan beliau sejalan dengan misi Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menegakkan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Penutup: Warisan Abadi Sang Pejuang Intelektual

Haji Agus Salim meninggal dunia pada 4 November 1954 dan dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Namun, nilai-nilai perjuangan dan kebijaksanaannya tetap hidup dalam semangat bangsa Indonesia.
Melalui keteladanan beliau, kita diingatkan bahwa demokrasi bukan sekadar sistem politik, melainkan juga wujud dari integritas, moralitas, dan pengabdian kepada rakyat.

(Pram)

Baca juga: Jenderal Oerip Sumohardjo: Peletak Dasar Profesionalisme TNI dan Teladan Demokrasi Indonesia

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 255 kali