Artikel

Pengertian Politik: Arti, Tujuan, Konsep, dan Contoh dalam Kehidupan Sehari-hari

Jayawijaya - Ketika mendengar kata politik, banyak orang langsung terbayang partai, presiden, atau pemilu. Padahal, unsur politik sebenarnya hadir di setiap aspek kehidupan manusia, bahkan dalam lingkup kecil seperti keluarga atau sekolah.

Politik bukan hanya urusan pemerintahan, tetapi juga cara manusia mengatur, memutuskan, dan bekerja sama untuk mencapai kepentingan bersama.

Politik menjadi bagian penting dalam peradaban dunia modern. Melalui sistem politik, pemerintahan dapat berjalan dengan teratur dan masyarakat dapat hidup lebih tertata. Artikel ini akan membahas pengertian, ciri, tujuan, serta konsep dan contoh politik agar pemahaman tentangnya menjadi lebih menyeluruh.

Baca juga: Apa Itu Buzzer Politik ? Ini Penjelasan, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Pengertian Politik

Secara etimologis, istilah “politik” berasal dari bahasa Yunani polis, yang berarti kota atau negara kota (city-state). Di masa Yunani Kuno, politik dipahami sebagai proses interaksi antarindividu untuk mencapai kebaikan bersama dalam suatu komunitas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), politik diartikan sebagai ilmu tentang ketatanegaraan atau segala hal yang berkaitan dengan sistem dan dasar pemerintahan.

Dengan kata lain, politik adalah seni dan ilmu dalam membuat keputusan bersama di antara anggota masyarakat. Politik menjadi cara manusia menetapkan aturan, mengambil kebijakan, dan menciptakan kesepakatan agar kehidupan berkelompok dapat berjalan harmonis.

Sebagai cabang ilmu, politik mempelajari bagaimana kekuasaan diperoleh, digunakan, dan dipertahankan. Ilmu ini tidak hanya berfokus pada teori pemerintahan, tetapi juga mencakup aspek praktis dalam kehidupan publik.

Awalnya, politik termasuk dalam cabang filsafat, namun kini berkembang menjadi bagian dari ilmu sosial dengan banyak turunan, seperti filsafat politik, ekonomi politik, komunikasi politik, serta hubungan internasional.

Pengertian Politik Menurut Para Ahli

Beberapa ahli memiliki pandangan berbeda mengenai makna politik:

  • Andrew Heywood menjelaskan bahwa politik adalah kegiatan suatu bangsa untuk membuat, memelihara, dan mengubah peraturan umum yang mengatur kehidupan masyarakat. Politik selalu melibatkan unsur konflik dan kerja sama.
  • Gabriel A. Almond memandang politik sebagai kegiatan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan publik di suatu wilayah dengan menggunakan otoritas resmi.
  • Aristoteles, filsuf Yunani, menyebut politik sebagai upaya warga negara untuk mencapai kebaikan bersama.
  • Miriam Budiardjo menekankan bahwa politik mencakup semua aktivitas dalam sistem politik yang berhubungan dengan penentuan tujuan dan pelaksanaan kebijakan publik.
  • Ramlan Surbakti melihat politik sebagai interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam membuat keputusan yang bersifat mengikat demi kebaikan bersama.
  • Roger F. Soltau mengartikan politik sebagai ilmu tentang negara, tujuan negara, lembaga pelaksananya, serta hubungan antara negara dan rakyatnya.
  • Max Weber menegaskan bahwa politik adalah sarana perjuangan untuk memperoleh dan mendistribusikan kekuasaan.
  • Hans Kelsen membedakan politik menjadi dua: politik sebagai etika (tujuan moral manusia) dan politik sebagai teknik (cara mencapai tujuan tersebut).
  • Joyce Mitchell berpendapat bahwa politik adalah proses pengambilan keputusan kolektif untuk kepentingan masyarakat luas.

Dari berbagai pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa politik merupakan aktivitas manusia dalam mengatur kehidupan bersama, yang melibatkan kekuasaan, kebijakan, serta tanggung jawab sosial.

Baca juga: Budaya Politik Partisipan: Ciri, Contoh, dan Perannya dalam Demokrasi

Ciri-Ciri Sistem Politik

Menurut David Easton, sistem politik memiliki beberapa ciri utama:

1. Adanya Unit dan Batasan
Sistem politik tidak bisa berdiri tanpa lembaga atau unit yang berperan di dalamnya, seperti eksekutif, legislatif, yudikatif, partai politik, dan organisasi masyarakat sipil.

2. Terdapat Input dan Output
Input adalah masukan dari masyarakat berupa tuntutan atau dukungan terhadap kebijakan pemerintah. Sementara itu, output adalah hasil berupa keputusan dan tindakan yang dikeluarkan pemerintah sebagai tanggapan atas input tersebut.

3. Memiliki Tingkat Diferensiasi
Dalam sistem politik terdapat pembagian kerja yang jelas di antara lembaga-lembaga politik agar setiap masalah dapat diselesaikan dengan efektif.

4. Adanya Integrasi
Walaupun terdapat pembagian tugas, setiap elemen sistem politik harus bekerja sama dan terkoordinasi untuk mencapai tujuan nasional secara menyeluruh.

Tujuan Politik

Politik memiliki beberapa tujuan utama, baik secara umum maupun khusus di konteks Indonesia:

  1. Mengatur dan mengelola kekuasaan agar digunakan sesuai hukum dan norma yang berlaku.
  2. Mewujudkan pemerintahan demokratis yang menghormati hak dan kewajiban warga negara.
  3. Menjamin perlindungan dan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan publik.
  4. Mendorong terwujudnya sistem pendidikan, ekonomi, dan sosial yang berkeadilan.
  5. Menjaga stabilitas nasional serta menciptakan perdamaian baik di dalam negeri maupun dengan negara lain.

Tujuan politik pada dasarnya adalah menciptakan tatanan sosial dan pemerintahan yang adil, demokratis, serta berpihak pada rakyat.

Konsep-Konsep Politik

Beberapa konsep penting dalam politik antara lain:

1. Konsep Klasik
Politik dipahami sebagai sarana untuk mencapai kebaikan bersama. Kepentingan umum dianggap sebagai nilai moral tertinggi, seperti keadilan dan kesejahteraan.

2. Konsep Kelembagaan
Max Weber memandang negara sebagai institusi yang memiliki monopoli kekuasaan sah. Dalam konteks ini, politik berfokus pada pengelolaan kekuasaan melalui lembaga negara modern.

3. Konsep Kekuasaan
Politik dilihat sebagai upaya memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Seseorang disebut memiliki kekuasaan jika mampu memengaruhi perilaku dan keputusan orang lain.

4. Konsep Fungsionalisme
David Easton menjelaskan politik sebagai alokasi nilai-nilai secara otoritatif, yaitu pembagian nilai yang mengikat masyarakat melalui kebijakan pemerintah.

5. Konsep Konflik
Politik juga kerap melibatkan konflik karena adanya perbedaan kepentingan. Namun, konflik ini justru menjadi bagian dari proses demokrasi untuk mencari kesepakatan yang terbaik bagi publik.

Baca juga: Politik Identitas: Pengertian, Dampak, dan Tantangannya bagi Demokrasi Indonesia

Contoh Perilaku Politik dalam Kehidupan Sehari-hari

Aktivitas politik tidak hanya terjadi di lembaga pemerintahan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Contoh perilaku politik antara lain:

  • Mengikuti pemilihan umum untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat.
  • Terlibat aktif dalam kegiatan musyawarah di lingkungan masyarakat.
  • Menyampaikan aspirasi melalui forum publik atau demonstrasi secara damai.
  • Mengambil peran dalam organisasi masyarakat atau partai politik.

Dari contoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa politik tidak selalu identik dengan kekuasaan tinggi. Setiap warga negara yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama sejatinya telah melakukan tindakan politik.

Politik adalah seni mengelola perbedaan dan kekuasaan demi kepentingan bersama. Ia hadir dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari keluarga hingga pemerintahan.

Dengan memahami hakikat politik, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dan kritis dalam pembangunan negara. Politik bukan sekadar urusan elite, melainkan tanggung jawab seluruh warga negara untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bersama.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 28 kali