Artikel

Ternyata, Demokrasi Indonesia Mirip Mobile Legends! Ini Nilai-Nilai yang Bisa Kita Pelajari

Wamena — Bagi jutaan pemain Mobile Legends di Indonesia, kemenangan bukan hanya soal mengalahkan lawan, tetapi tentang kerja sama, strategi, dan membaca situasi. Dalam game ini, setiap pemain punya peran spesifik — ada yang menjaga lane, membuka map, menyerang dengan presisi, hingga menciptakan peluang di waktu yang tepat.

Menariknya, sistem dan nilai-nilai itu punya kemiripan luar biasa dengan demokrasi dan proses pemilu.

Dalam demokrasi, semua pihak juga punya peran berbeda namun saling melengkapi: ada penyelenggara, peserta, pengawas, dan rakyat sebagai pemilih. Tujuannya sama — memastikan jalannya pertandingan politik yang adil, jujur, dan bermartabat.

Lima Role Game, Lima Cerminan Demokrasi

Dalam Mobile Legends, satu kesalahan kecil bisa mengubah arah permainan. Begitu pula dengan demokrasi: jika satu elemen gagal menjalankan perannya, keseimbangan bisa terganggu.

Berikut perbandingan menarik antara lima role dalam ML dan peran mereka dalam menjaga demokrasi

Baca juga: Revisi UU Pemilu, Menentukan Arah Baru Demokrasi Indonesia

Midlaner: Pengatur Irama dan Penentu Arah

Midlaner sering menjadi pusat strategi. Ia membantu lane lain, menjaga tempo, dan menentukan kapan tim menyerang atau bertahan.

Dalam demokrasi, peran ini mirip dengan pembuat kebijakan dan pemimpin publik — mereka yang menata arah politik, mengatur prioritas, dan memastikan keputusan besar tetap berpihak pada rakyat.

Jungler: Inovator dan Pencipta Momentum

Jungler bergerak bebas di seluruh map, menciptakan peluang, dan menentukan momentum kemenangan.

Dalam demokrasi, Jungler mewakili inisiatif dan inovasi penyelenggara maupun warga negara, yang mendorong efisiensi, transparansi, dan pembaruan dalam sistem politik dan teknologi pemilu.

Exp Laner: Penopang Stabilitas

Exp Laner fokus menjaga keseimbangan dan bertahan di jalurnya. Ia menghadapi tekanan besar, tapi menjadi benteng utama tim.

Dalam demokrasi, peran ini identik dengan KPU dan lembaga pengawas pemilu, yang menjaga stabilitas sistem dan menegakkan aturan, meski harus menghadapi tekanan politik dari berbagai arah.

Roamer: Penghubung dan Pelindung Tim

Roamer tidak mengejar popularitas. Ia berkeliling, membuka map, melindungi rekan, dan memastikan semua jalur komunikasi tetap lancar.

Dalam demokrasi, ini mencerminkan media, masyarakat sipil, dan relawan — mereka yang menjaga keterbukaan informasi, memperkuat partisipasi, dan melindungi ruang publik agar tetap sehat.

Gold Laner: Simbol Pemilih Cerdas

Gold Laner fokus mengumpulkan sumber daya dan menunggu waktu tepat untuk memberi dampak besar.

Dalam demokrasi, ia adalah pemilih rasional — yang menggunakan waktu, pengetahuan, dan kesadaran untuk menentukan pilihan di bilik suara. Mereka adalah ujung tombak kemenangan sejati.

Strategi, Etika, dan Kemenangan Bersih

Dalam Mobile Legends, kemenangan sejati bukan soal seberapa cepat menghancurkan turret, tetapi seberapa bermartabat cara tim mencapainya.

Pemain yang sportif tahu bahwa menang curang bukanlah kemenangan.

Nilai ini sejalan dengan semangat pemilu yang jujur dan adil (jurdil).

KPU berperan menjaga agar kompetisi politik berlangsung dengan etika dan integritas. Sama halnya seperti sistem matchmaking dalam ML yang menyeimbangkan kekuatan antar tim, KPU memastikan setiap peserta pemilu punya kesempatan yang sama untuk bersaing secara fair.

Dalam game, pemain yang menggunakan cheat akan langsung di sanksi. Begitu juga dalam demokrasi — pelanggaran pemilu tidak bisa ditoleransi. Kejujuran bukan sekadar nilai moral, tapi fondasi yang menjaga makna demokrasi tetap hidup.

Baca juga: Partisipasi Publik: Wujud Nyata Kedaulatan Rakyat dalam Demokrasi

Minion dan Lord: Simbol Kekuatan Kolektif

Dalam setiap pertandingan ML, minion mungkin terlihat kecil, tapi perannya sangat vital. Mereka menjaga ritme permainan, menekan lane, dan membuka jalan menuju kemenangan.

Dalam demokrasi, minion itu adalah rakyat kecil, petugas TPS, dan relawan demokrasi — mereka yang bekerja dalam diam, tapi memastikan seluruh tahapan berjalan lancar. Tanpa kerja mereka, sistem bisa lumpuh.

Lalu ada Lord, sosok besar yang menjadi penentu arah permainan. Butuh koordinasi dan waktu yang tepat untuk menaklukkannya.

Dalam demokrasi, “Lord” adalah puncak pesta rakyat — hari pemungutan suara dan penetapan hasil pemilu.

Itulah momen di mana seluruh kerja keras rakyat, penyelenggara, dan peserta diuji dalam satu kesempatan besar: memastikan kedaulatan benar-benar berada di tangan rakyat.

Tanpa kerja sama, Lord tak akan pernah tumbang.

Tanpa partisipasi kolektif, demokrasi tak akan pernah hidup.

Belajar dari Kekalahan dan Menjaga Sportivitas

Setiap pemain Mobile Legends tahu: kekalahan adalah bagian dari perjalanan menuju kemenangan.

Dari kekalahan, pemain belajar strategi baru, memperkuat koordinasi, dan menjadi lebih dewasa.

Demokrasi pun demikian. Tidak semua pihak bisa menang, tapi semua bisa belajar.

Yang kalah bisa memperbaiki diri dan membangun kepercayaan publik kembali, sementara yang menang harus menjaga amanah dan menghormati lawan.

Kemenangan tanpa sportivitas hanyalah angka tanpa makna.

Baca juga: Sejarah Demokrasi di Indonesia: Dari Orde Lama ke Era Modern

Kemenangan Sejati dalam Demokrasi

Baik di arena Mobile Legends maupun di arena demokrasi, kemenangan sejati tidak pernah lahir dari ego.

Ia tumbuh dari kerja sama, strategi, dan kejujuran.

Ketika setiap warga menjalankan perannya dengan tanggung jawab, dan penyelenggara pemilu menjaga aturan dengan adil, demokrasi akan menjadi permainan yang menyenangkan, bermartabat, dan bermakna.

Sebab seperti dalam game — tidak ada kemenangan individu, yang ada hanyalah kemenangan tim.

Dan dalam demokrasi, tim itu bernama rakyat Indonesia.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 51 kali