Artikel

Keteladanan Jenderal Hoegeng: Cermin Kepemimpinan dan Nilai Demokrasi di Indonesia

Wamena, Papua Pegunungan — Sosok Jenderal Polisi (Purn.) Hoegeng Iman Santoso masih menjadi teladan bagi bangsa Indonesia, terutama dalam hal integritas, kepemimpinan, dan pengabdian kepada negara. Lahir di Pekalongan pada 14 Oktober 1921, Jenderal Hoegeng dikenal luas sebagai figur aparat penegak hukum yang menjunjung tinggi kejujuran dan nilai-nilai demokrasi. Ketegasannya menolak praktik penyalahgunaan wewenang membuatnya dijuluki masyarakat sebagai “Polisi Paling Jujur di Indonesia.”

Baca juga: Jenderal Oerip Sumohardjo: Peletak Dasar Profesionalisme TNI dan Teladan Demokrasi Indonesia

Pemimpin yang Tegas dan Rendah Hati

Dalam masa jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) periode 1968–1971, Jenderal Hoegeng menunjukkan gaya kepemimpinan yang tegas, disiplin, dan berorientasi pada pelayanan publik. Ia tidak hanya menjadi simbol ketegasan hukum, tetapi juga pemimpin yang dekat dengan rakyat.

Kisahnya yang sederhana, seperti menolak fasilitas mewah dan mengembalikan hadiah dari pengusaha, menjadi bukti nyata bahwa kepemimpinan sejati tidak diukur dari jabatan, melainkan dari ketulusan dan tanggung jawab moral terhadap masyarakat. Nilai-nilai ini sangat relevan bagi seluruh aparatur negara, termasuk penyelenggara pemilu yang dituntut bekerja dengan integritas, transparansi, dan keadilan.

Baca jugaMengenang Bung Tomo: Pahlawan 3 Oktober, Inspirasi Demokrasi

Nilai Demokrasi dalam Pengabdian

Jenderal Hoegeng juga dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi hak-hak rakyat dan keadilan sosial, dua prinsip penting dalam demokrasi. Ia menolak segala bentuk intervensi politik dalam penegakan hukum dan menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum.

Sikap tersebut sejalan dengan semangat penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil, sebagaimana menjadi komitmen KPU di seluruh Indonesia, termasuk KPU Provinsi Papua Pegunungan.

Melalui keteladanannya, Jenderal Hoegeng mengajarkan bahwa demokrasi bukan hanya tentang kebebasan memilih, tetapi juga tentang tanggung jawab moral dan integritas dalam melayani kepentingan publik.

Inspirasi bagi Generasi dan Lembaga Publik

Warisan moral Jenderal Hoegeng terus hidup dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda, aparatur pemerintahan, dan lembaga penyelenggara pemilu. KPU Provinsi Papua Pegunungan memandang, nilai-nilai kepemimpinan seperti kejujuran, keberanian, dan kesederhanaan yang ditunjukkan Jenderal Hoegeng layak diteladani dalam membangun sistem demokrasi yang bersih dan berintegritas di Bumi Cenderawasih.

Baca juga: KPU Provinsi Papua Pegunungan Berupaya Menepis Citra Konflik, Teguhkan Komitmen pada Demokrasi dan Perdamaian

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 20 kali