Marthen Indey: Pahlawan Papua yang Memperjuangkan Integrasi ke Indonesia
Wamena - Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, nama Marthen Indey menempati posisi istimewa sebagai salah satu tokoh asal Papua yang memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan persatuan Indonesia. Di tengah situasi politik yang kompleks pada masa penjajahan dan pasca kemerdekaan, Marthen Indey tampil sebagai sosok berani, tegas, dan visioner. Ia bukan hanya pejuang kemerdekaan, tetapi juga simbol persatuan dan penghubung antara masyarakat Papua dan pemerintah pusat. Dedikasinya dalam memperjuangkan agar Papua menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadikannya salah satu figur penting dalam sejarah nasional. Semangat dan perjuangannya terus dikenang sebagai wujud cinta tanah air dari ujung timur Indonesia. Profil dan Latar Belakang Marthen Indey Marthen Indey adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia asal Papua yang dikenal sebagai tokoh penting dalam memperjuangkan kemerdekaan serta integrasi Papua ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia lahir pada tahun 1912 di Doromena, Jayapura, Papua. Sebelum terjun ke dunia perjuangan politik dan diplomasi, Marthen Indey bekerja sebagai anggota polisi Belanda (Bestuur Politie), posisi yang memberinya wawasan luas tentang sistem kolonial dan ketidakadilan yang dialami masyarakat pribumi. Namun, semangat nasionalisme yang tumbuh di hatinya membuat ia berbalik arah dari kepentingan kolonial. Ia memilih untuk berpihak kepada perjuangan rakyat Indonesia, terutama ketika semangat kemerdekaan mulai menyebar ke seluruh pelosok Nusantara. Baca juga: Siapa Saja 10 Pahlawan Nasional Indonesia yang Terkenal? Awal Perjuangan dan Peran di Masa Penjajahan Belanda Pada masa pendudukan Belanda, Marthen Indey menjadi saksi langsung bagaimana kekuasaan kolonial menindas masyarakat pribumi di tanah Papua. Ia menyadari bahwa kebebasan hanya bisa diperoleh melalui perjuangan. Sekitar tahun 1940-an, Marthen mulai aktif berhubungan dengan kelompok nasionalis pro-Indonesia. Ia berperan penting dalam menyebarkan semangat kebangsaan di kalangan orang Papua, meskipun menghadapi risiko besar. Karena aktivitasnya itu, ia sempat ditangkap dan dipenjara oleh Belanda di Tanah Merah, Boven Digoel, tempat yang terkenal sebagai lokasi pembuangan para pejuang politik Indonesia. Di sana, Marthen berinteraksi dengan banyak tokoh nasionalis dari berbagai daerah Indonesia, yang semakin memperkuat keyakinannya bahwa Papua adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia. Kontribusi Marthen Indey dalam Memperjuangkan Integrasi Papua ke Indonesia Setelah keluar dari penjara, Marthen Indey kembali ke Jayapura dan semakin aktif dalam kegiatan politik. Ia mendukung gerakan Papua pro-Indonesia, yang menentang upaya Belanda memisahkan Papua dari Indonesia pasca Proklamasi 1945. Pada 1950-an, ketika situasi politik di Papua semakin memanas, Marthen bersama sejumlah tokoh lokal membentuk jaringan perjuangan yang bertujuan memperkuat kesadaran nasional di kalangan masyarakat Papua. Ia berperan dalam mengorganisir rakyat agar memahami arti penting integrasi Papua dengan NKRI. Marthen juga dikenal sebagai mediator dan penghubung antara pemerintah Indonesia dan masyarakat Papua. Sikapnya yang tegas namun diplomatis membuatnya dihormati, baik oleh tokoh-tokoh Indonesia di Jakarta maupun oleh kalangan adat di Papua. Perjuangan Diplomasi dan Hubungan dengan Pemerintah Belanda Selain sebagai aktivis lokal, Marthen Indey juga memainkan peran penting dalam diplomasi Papua di hadapan Belanda. Ia kerap dilibatkan dalam pertemuan-pertemuan penting antara perwakilan Indonesia, Belanda, dan masyarakat Papua. Dalam berbagai kesempatan, ia menolak keras wacana "Papua Merdeka" yang dimotori oleh pihak Belanda menjelang Konferensi Meja Bundar (KMB) dan masa-masa sesudahnya. Ia menegaskan bahwa Papua memiliki kesamaan sejarah perjuangan dan semangat kebangsaan dengan seluruh wilayah Indonesia. Keteguhan sikap Marthen ini membantu memperkuat posisi diplomasi Indonesia dalam perundingan mengenai status Papua, hingga akhirnya pada tahun 1969 melalui Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat), Papua resmi bergabung ke dalam NKRI. Baca juga: Mengapa 10 November Jadi Hari Pahlawan? Sejarah dan Maknanya untuk Indonesia Pengakuan sebagai Pahlawan Nasional dan Warisannya untuk Papua Atas jasa dan dedikasinya, Marthen Indey dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1993. Namanya kini diabadikan di berbagai tempat di Papua, termasuk pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Marthen Indey di Jayapura. Warisan perjuangannya bukan hanya dalam bentuk sejarah, tetapi juga semangat nasionalisme yang terus hidup di kalangan generasi muda Papua. Ia menjadi simbol bahwa semangat kebangsaan Indonesia tidak terbatas oleh geografis, melainkan oleh rasa persaudaraan dan cita-cita bersama untuk merdeka dan bersatu. Referensi dan Sumber: Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Dokumen Tanah Merah – Arsip Kolonial Hindia Belanda, Koleksi 1942–1945. Keputusan Presiden RI Nomor 077/TK/1993 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Ong Hok Ham. Dari Soal Priayi sampai Nyi Blorong. Jakarta: Pustaka LP3ES, 2002. Ikrar Nusa Bhakti. “Integrasi Papua dalam Perspektif Historis dan Politik Nasional.” Jurnal Analisis CSIS, Vol. 28, No. 3, 1999. Suryawan, I. Nyoman. Papua: Sebuah Kontestasi Identitas. Yogyakarta: LKiS, 2011. Wawancara dengan tokoh adat Sentani, Petrus Youwe, Jayapura, 2018 (dikutip dalam arsip Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua).