Tokoh

Mengenal Sosok B.J. Habibie: Presiden Visioner dan Ilmuwan Jenius Indonesia

Wamena — Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang akrab dikenal dengan B.J. Habibie merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal sebagai ilmuwan jenius, teknokrat, dan Presiden ketiga Republik Indonesia yang membawa banyak perubahan, terutama dalam bidang teknologi dan demokrasi. Siapa B.J. Habibie? B.J. Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Sejak muda, ia dikenal sangat cerdas dan gemar mempelajari dunia teknologi, terutama ilmu penerbangan. Setelah menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Habibie melanjutkan studinya ke Jerman dan berhasil meraih gelar doktor di bidang teknik penerbangan dengan predikat summa cum laude. Baca juga: Kasman Singodimejo: Jembatan Persatuan dari Sumpah Pemuda hingga Dasar Negara Karier dan Kontribusi untuk Indonesia Habibie sempat berkarier di perusahaan penerbangan Jerman sebelum diminta pulang oleh Presiden Soeharto untuk membantu membangun industri teknologi Indonesia. Ia kemudian menjadi Menteri Riset dan Teknologi selama lebih dari 20 tahun. Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal adalah pengembangan pesawat N-250 Gatotkaca, simbol kemajuan teknologi bangsa di era 1990-an. Perjalanan Menjadi Presiden Setelah pengunduran diri Presiden Soeharto pada Mei 1998, Habibie secara konstitusional diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia ketiga. Dalam masa kepemimpinannya yang singkat, ia berhasil memulihkan stabilitas politik dan ekonomi pasca-krisis, serta membuka jalan bagi kebebasan pers dan reformasi demokrasi. Mengapa B.J. Habibie Bisa Menggantikan Soeharto B.J. Habibie menjadi Presiden Republik Indonesia ke-3 karena posisinya saat itu sebagai Wakil Presiden RI. Ketika Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, secara konstitusional jabatan presiden otomatis beralih ke wakil presiden. Dasar Hukum Pergantian Soeharto ke Habibie Dasar hukumnya adalah: Pasal 8 Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum amandemen pertama) “Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya.” Jadi, ketika Soeharto mengundurkan diri, Habibie sah menjadi presiden tanpa perlu pemilihan ulang, melanjutkan masa jabatan yang tersisa. Mengapa Habibie Hanya Menjabat 1 Tahun 5 Bulan B.J. Habibie menjabat sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. Ada dua alasan utama mengapa masa jabatannya singkat: 1. Ia hanya menyelesaikan sisa masa jabatan Soeharto, bukan periode baru. 2. Setelah masa jabatan itu habis, Sidang Umum MPR 1999 menolak Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Presiden Habibie, sehingga ia tidak mencalonkan diri lagi dalam pemilihan presiden berikutnya. Baca juga: Mengenang Kepemimpinan Jokowi: Transformasi Indonesia di Era Modern Peran KPU Setelah Habibie Mengundurkan Diri Nah, ini penting untuk sejarah pemilu modern Indonesia. 1. Pada masa Habibie-lah, cikal bakal KPU modern lahir. Ia menandatangani Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum, yang menjadi dasar pemilu demokratis pertama pasca-Orde Baru (Pemilu 1999). 2. KPU dibentuk tahun 1999 sebagai lembaga independen penyelenggara pemilu. Sebelumnya, pemilu diselenggarakan oleh pemerintah (Departemen Dalam Negeri). 3. Setelah Habibie mengundurkan diri pada Oktober 1999, KPU berperan besar menyiapkan hasil Pemilu 1999 untuk Sidang Umum MPR yang kemudian memilih Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai Wakil Presiden. Nilai dan Warisan Habibie Habibie dikenal sebagai sosok yang religius, cerdas, dan berjiwa nasionalis. Ia juga menjadi simbol cinta sejati melalui kisah hidupnya bersama sang istri, Hasri Ainun Besari. Hingga kini, nama Habibie selalu dikenang sebagai teladan bagi generasi muda dalam hal inovasi, integritas, dan kecintaan terhadap bangsa. Kapan dan Bagaimana B.J. Habibie Wafat B.J. Habibie wafat pada 11 September 2019 di Jakarta pada usia 83 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia. Meski demikian, warisan pemikiran dan semangatnya akan selalu hidup dalam setiap langkah kemajuan bangsa. Baca juga: Ir. Soekarno: Biografi dan Pengaruhnya terhadap Indonesia

Sri Mulyani: Sosok di Balik Kekuatan Ekonomi Indonesia

Wamena — Sri Mulyani, sosok perempuan tangguh yang dikenal sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, kembali mencuri perhatian publik. Dengan ketegasan dan strategi ekonominya yang tajam, Sri Mulyani terus menjadi figur penting di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan. Sebagai pejabat publik, Sri Mulyani dikenal sebagai sosok yang disiplin, tegas, dan fokus terhadap transparansi keuangan negara. Biografi Sri Mulyani Sri Mulyani Indrawati bukan hanya dikenal sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, tetapi juga sebagai salah satu wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Lahir di Bandar Lampung pada 26 Agustus 1962, Sri Mulyani telah menorehkan berbagai prestasi yang membuat namanya disegani baik di dalam maupun luar negeri. Beliau adalah lulusan Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada Tahun 1986 dan melanjutkan Pendidikan Magister (S2) dan Doktor (S3) di University of Illinois Urbana-Champaign, Amerika Serikat. Ia berhasil meraih gelar Master of Science of Policy Economics (1990) dan Ph.D. In Economics (1992) Sri Mulyani pernah menjabat sebagai Menteri keuangan selama Beberapa Periode, yaitu; Periode di era SBY (2005-2010), Era Presiden Jokowi selama 2 periode (2016-2024) kemudian di Era Presiden Prabowo (2024-2025). Sebelum menjadi Menteri Keuangan, ia sempat menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia posisi yang jarang sekali diemban oleh tokoh dari negara berkembang. Langkah Berani dan Gaya Kepemimpinan Tegas Sri Mulyani dikenal dengan gaya kepemimpinan yang tegas, transparan, dan berorientasi pada reformasi birokrasi. Dalam beberapa kesempatan, ia berani mengambil keputusan yang tidak populer demi menjaga stabilitas ekonomi nasional. Kebijakan penghematan anggaran, reformasi pajak, hingga strategi menghadapi krisis global menjadi bukti nyata kepiawaiannya mengelola keuangan negara.  Kontroversi dan Tantangan yang Tak Pernah Surut Di balik ketegasannya, Sri Mulyani juga tak lepas dari kontroversi. Kebijakan kenaikan pajak dan pengawasan ketat terhadap APBN sering menuai kritik. Namun, justru dari kritik itulah lahir berbagai terobosan baru di bidang fiskal yang memperkuat pondasi ekonomi nasional. Bahkan di tengah tekanan politik dan global, Sri Mulyani tetap berdiri tegak dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Baca juga: Kasman Singodimejo: Jembatan Persatuan dari Sumpah Pemuda hingga Dasar Negara Visi Sri Mulyani untuk Generasi Muda Indonesia Tak hanya fokus pada keuangan negara, Sri Mulyani juga aktif mendorong literasi keuangan di kalangan generasi muda. Ia percaya bahwa masa depan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung pada kemampuan anak muda memahami dan mengelola keuangan dengan bijak. Dalam berbagai forum, ia kerap menyampaikan pesan bahwa anak muda harus berani bermimpi dan disiplin dalam mengejar cita-cita. Warisan dan Pengaruh Global Sri Mulyani telah menjadi ikon kebanggaan Indonesia di mata dunia. Kepemimpinannya membawa kepercayaan investor internasional terhadap stabilitas ekonomi nasional. Di tengah berbagai gejolak ekonomi global, namanya tetap menjadi simbol integritas dan profesionalisme di dunia pemerintahan.

Mengenang Kepemimpinan Jokowi: Transformasi Indonesia di Era Modern

Wamena — Joko Widodo, atau yang akrab disapa Jokowi, merupakan Presiden ke-7 Republik Indonesia yang menjabat selama dua periode, dari tahun 2014 hingga 2024. Selama masa kepemimpinannya, Jokowi dikenal sebagai sosok sederhana, pekerja keras, dan dekat dengan rakyat. Ia berhasil membawa Indonesia memasuki era pembangunan infrastruktur besar-besaran serta memperkuat fondasi ekonomi nasional. Dari Solo ke Istana Negara Perjalanan politik Jokowi dimulai dari kursi Wali Kota Surakarta (Solo) pada tahun 2005. Gaya kepemimpinannya yang merakyat membuatnya cepat dikenal luas. Ia kemudian terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, sebelum akhirnya melangkah ke panggung nasional sebagai Presiden Republik Indonesia pada 2014. Kepemimpinannya dianggap membawa perubahan besar dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik. Pembangunan Infrastruktur Masif Salah satu warisan terbesar Jokowi adalah pembangunan infrastruktur. Dalam dua periode pemerintahannya, ribuan kilometer jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jembatan dibangun di seluruh wilayah Indonesia. Program tol laut dan tol udara menjadi simbol pemerataan pembangunan, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur. Langkah ini membuka akses ekonomi baru dan memperkuat konektivitas antar daerah. Baca juga: Ir. Soekarno: Biografi dan Pengaruhnya terhadap Indonesia Transformasi Digital dan Ekonomi Selain pembangunan fisik, Jokowi juga menaruh perhatian besar pada transformasi digital dan penguatan ekonomi kreatif. Melalui program seperti Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan dukungan terhadap UMKM berbasis digital, pemerintah mendorong generasi muda berinovasi. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mulai diakui sebagai salah satu pusat ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Kedekatan dengan Rakyat dan Gaya Blusukan Ciri khas Jokowi yang tak lekang oleh waktu adalah “blusukan”, yakni kebiasaannya turun langsung ke lapangan. Ia kerap mengunjungi pasar tradisional, sekolah, hingga daerah terpencil untuk mendengar langsung keluhan warga. Gaya kepemimpinan ini membuatnya dicintai masyarakat dan dikenal sebagai presiden yang membumi. Sepuluh tahun masa kepemimpinan Jokowi menjadi bab penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Warisan infrastruktur, transformasi digital, serta semangat kerja nyata yang ia tinggalkan akan terus menjadi inspirasi bagi generasi penerus. Jokowi bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga simbol perubahan menuju Indonesia yang lebih maju dan inklusif. Baca juga: Purbaya Yudhi Sadewa: Ekonom Visioner di Balik Arah Baru Pembangunan Nasional

Ir. Soekarno: Biografi dan Pengaruhnya terhadap Indonesia

Wamena —  Indonesia adalah salah satu dari banyak negara di dunia yang menganut sistem pemerintahan presidensial dengan bentuk negara kesatuan Republik dimana presiden adalah seorang kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Dengan adanya pemisahan tiga  kekuasaan yaitu Eksekutif, Legislatif dan juga Yudikatif. Lembaga Eksekutif adalah Lembaga yang berkuasa dan bertugas dalam melaksanakan Undang- Undang. Salah satu bagian dari Lembaga Eksekutif yaitu Presiden. Indonesia sendiri sejak awal dimasa kemerdekaan hingga saat ini sudah ada delapan kali dalam pergantian Presiden. Salah satu presiden yang cukup dikenal oleh masyarakat luas yaitu; Ir. Soekarno, atau yang akrab dikenal sebagai Bung Karno. Bung Karno adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal sebagai proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Republik Indonesia. Melalui gagasan, perjuangan, dan kepemimpinannya, Soekarno berhasil membawa bangsa Indonesia keluar dari penjajahan menuju kemerdekaan yang berdaulat hingga saat ini. Biografi Singkat Ir. Soekarno Ir. Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dengan nama Kusno Sosrodihardjo. Ayahnya, Raden Sukemi Sosrodihardjo, adalah seorang guru, sementara ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai, berasal dari Bali. Sejak muda, Soekarno dikenal sebagai pribadi cerdas dan nasionalis. Ia menempuh pendidikan di Hollands Inlandse School (HIS), kemudian melanjutkan ke Hogere Burger School (HBS) di Surabaya. Di sinilah ia mulai mengenal ide-ide perjuangan dan nasionalisme melalui tokoh-tokoh seperti H.O.S. Tjokroaminoto. Setelah lulus dari Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) pada tahun 1926, ia memperoleh gelar Insinyur dan mulai aktif dalam dunia politik dengan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927. Baca juga: Dari Medan Juang ke Demokrasi: Teladan Nasionalisme Prabowo Perjuangan Ir. Soekarno Menuju Kemerdekaan Indonesia Sebagai pemimpin Partai Nasional Indonesia (PNI) , Soekarno gigih dan semangatnya tidak pernah padam dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Akibat aktivitas politiknya yang dianggap berbahaya oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan semangat pergerakan kemerdekaan, ia beberapa kali dipenjara dan diasingkan, seperti di Ende (Flores) dan Bengkulu. Namun semangat perjuangannya tidak pernah hilang. Pada 17 Agustus 1945, bersama dengan Drs. Mohammad Hatta, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Tindakan heroik ini menandai lahirnya negara Indonesia sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Pada 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno resmi menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama secara aklamasi pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pemilihan tersebut dilakukan tanpa proses pemungutan suara berdasarkan usulan dari Otto Iskandardinata. Pemilihan Aklamasi dilakukan atas dasar situasi negara yang baru merdeka dan kebutuhan mendesak akan kepemimpinan yang kuat serta stabil. Baca juga: Mengenal Paus Fransiskus: Kisah Hidup Pemimpin Gereja Katolik yang Rendah Hati Pengaruh Ir. Soekarno terhadap Indonesia Ir. Soekarno atau yang lebih dikenal dengan Bung Karno memiliki banyak pengaruh besar terhadap Negara Indonesia itu sendiri selain itu memiliki dedikasi yang cukup besar pengaruhnya terhadap Kemerdekaan Indonesia. Salah satu pengaruh Ir Soekarno bagi Negara Indonesia, yaitu; Pemersatu Bangsa Soekarno memiliki peran sentral dalam menyatukan Bangsa Indonesia yang sifatnya Heterogen dimana terdiri dari banyak agama,suku dan budaya dalam semangat Bhineka Tunggal Ika yang dapat dilihat dari berbagai Tindakan dan gagasannya yang konkret yaitu dengan merumuskan Pancasila sebagai Dasar Negara serta memperkenalkan 5 (lima) prinsip Falsafah hidup bangsa yang berupa; Ketuhanan yang maha esa, Kebangsaan Indonesia, Peri Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi serta Kesejahteraan Sosial. Selain itu, Ir.Soekarno juga terus mendorong persatuan dan kesatuan bangsa dan memahami bahwa Indonesia dibentuk dari geografis, ekologis dan juga historis yang unik. Pemikir Besar dan Ideolog Gagasan Pancasila yang dirumuskan Soekarno menjadi dasar ideologi negara dan panduan hidup bangsa Indonesia hingga kini. Sebelum disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara yang dikenal hingga saat ini, Ir. Soekarno juga merumuskan Marhaenisme, Nasakom, dan Indonesia Berdikari, namun setelaah ditelaah dan dianalisis oleh banyak tokoh bangsa. Pancasila adalah ideologi yang sangat tepat untuk di jadikan Dasar Negara karena sifatnya yang universal dan mencakup semua elemen yang ada di Indonesia. Simbol Nasionalisme dan Anti-Kolonialisme Di kancah internasional, Soekarno dikenal sebagai pemimpin dunia ketiga yang vokal menentang penjajahan. Ia turut menggagas Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 di Bandung sebagai simbol solidaritas negara-negara yang baru merdeka. Arsitek Identitas Nasional Selain sebagai perancang Dasar Negara, Ir.Soekarno juga merancang fisik bangunan- bangunan monumental seperti Monumen Nasional (Monas) dan juga bangunan Masjid Istiqlal di Jakarta. Ir. Soekarno memadukan konsep ideologis dan visi arsitektur monumental melalui karya Arsitektural tersebut. Selain itu Melalui pidato-pidato dan kebijakan politiknya, Soekarno menanamkan rasa bangga terhadap identitas Indonesia, membangun kesadaran nasional dan semangat gotong royong. Warisan dan Peninggalan Soekarno bagi Generasi Bangsa Warisan terbesar Soekarno tidak hanya berupa kemerdekaan, tetapi juga semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air. Banyak generasi muda kini kembali mempelajari ajaran dan pidato-pidato Bung Karno sebagai inspirasi untuk membangun bangsa di era modern. Ir. Soekarno bukan sekadar tokoh sejarah, melainkan simbol perjuangan, keberanian, dan kecintaan terhadap Indonesia. Biografi dan perjuangannya menjadi sumber inspirasi bagi seluruh rakyat Indonesia untuk terus menjaga persatuan, berjuang demi keadilan, dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang sejati. Baca juga: Ki Hajar Dewantara: Pelopor Pejuang Pendidikan Indonesia

Alfonso de Albuquerque: Biografi dan Pengaruhnya untuk Indonesia

Wamena — Siapa yang tidak kenal dengan tokoh Alfonso de Albuquerque?? Mungkin dari kita sering mendengarnya dan sering dikaitkan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Nama Alfonso de Albuquerque mungkin tidak sepopuler tokoh-tokoh Eropa lainnya, namun perannya dalam sejarah Indonesia sangat besar terutama bagi Negara Indonesia. Alfonso de Albuquerque adalah seorang pelaut portugis yang terkenal dan berperan dalam pembentukan kolonialisme portugis di Wilayah Asia terkhususnya Indonesia serta salah satu tokoh yang berhasil membangun monopoli perdagangan di wilayah Maluku yang pada akhirnya menguasai jalur perdagangan ke Indonesia. Biografi Singkat Alfonso de Albuquerque Alfonso de Albuquerque lahir pada tahun 1453 di Alhandra, dekat Lisbon, Portugal. Ia berasal dari keluarga bangsawan dan menerima pendidikan militer yang sangat disiplin. Karier militernya dimulai di Afrika Utara, tempat ia menunjukkan keberanian dan strategi yang luar biasa. Pada tahun 1503, Albuquerque memimpin ekspedisi ke India, dan pada tahun 1509 ia diangkat menjadi Gubernur Portugis di Goa. Di bawah kepemimpinannya, Portugis memperluas kekuasaan di Samudra Hindia, dengan menguasai titik-titik perdagangan penting seperti Malaka, Ormuz, dan Goa. Pada tanggal 16 Desember 1515, Alfonso de Albuquerque wafat di Goa India, Portugis. Baca juga: KH. Wahid Hasyim : Ulama, Negarawan, dan Pelopor Semangat Demokrasi Indonesia Pengaruh Alfonso de Albuquerque terhadap Indonesia Salah satu langkah besar Albuquerque adalah penaklukan Malaka pada tahun 1511. Penaklukan ini menjadi titik awal masuknya Portugis ke wilayah Asia Tenggara, termasuk kepulauan Nusantara. Setelah Malaka jatuh, Portugis menjadikan kota itu sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan penyebaran agama Katolik. Dari Malaka, para pedagang Portugis mulai menjelajahi wilayah timur Indonesia seperti Maluku, yang saat itu dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terbaik dunia. Kedatangan mereka menandai awal era kolonialisme Eropa di Indonesia. Dampak Sosial dan Budaya dari Kehadiran Portugis Warisan Albuquerque dan Portugis tidak hanya terbatas pada perdagangan. Mereka juga membawa pengaruh besar dalam bidang bahasa, budaya, dan agama. Beberapa kata dalam bahasa Indonesia seperti “gereja”, “mentega”, dan “sepatu” berasal dari bahasa Portugis. Selain itu, penyebaran agama Katolik di wilayah timur Indonesia seperti Flores, Timor, dan Maluku merupakan salah satu jejak kuat dari ekspedisi Albuquerque dan bangsanya. Kontroversi dan Kritik terhadap Tindakan Albuquerque Meskipun dianggap jenius militer dan perintis kekuasaan maritim, Albuquerque juga dikenal sebagai sosok yang kejam dalam menaklukkan lawan. Penyerangan terhadap kota Malaka, misalnya, menimbulkan korban jiwa yang besar dan kehancuran kota. Beberapa sejarawan menilai bahwa Albuquerque mewakili wajah imperialisme Eropa yang memicu eksploitasi dan penderitaan di wilayah jajahan. Namun di sisi lain, ia juga dianggap sebagai simbol kekuatan maritim dan diplomasi bangsa Portugis di era penjelajahan dunia.

Mengenal Paus Fransiskus: Kisah Hidup Pemimpin Gereja Katolik yang Rendah Hati

Wamena – Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin Gereja Katolik yang membawa semangat kerendahan hati dan kepedulian sosial ke seluruh dunia. Sejak terpilih pada tahun 2013, ia telah menjadi simbol pembaruan dan kasih yang nyata dalam kehidupan umat Katolik modern. Siapa Paus Fransiskus? Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina. Sebelum menjadi paus, ia dikenal sebagai seorang imam Jesuit dan Uskup Agung Buenos Aires. Ia kemudian terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Baca juga: Ki Hajar Dewantara: Pelopor Pejuang Pendidikan Indonesia Apa yang Membuat Paus Fransiskus Istimewa? Berbeda dari para pendahulunya, Paus Fransiskus dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana. Ia memilih tinggal di rumah tamu Vatikan ketimbang istana kepausan dan kerap menggunakan mobil kecil untuk bepergian. Kesederhanaan dan kepeduliannya terhadap kaum miskin membuatnya dicintai oleh banyak orang, tak hanya umat Katolik. Peran dan Kiprah Paus Fransiskus Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus aktif menyerukan perdamaian dunia, keadilan sosial, dan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Ia juga dikenal memperjuangkan toleransi lintas agama dan mengutuk segala bentuk diskriminasi. Encyclical-nya yang terkenal, Laudato Si’, menjadi seruan global agar manusia lebih peduli terhadap bumi. Mengapa Kehadirannya Penting? Kehadiran Paus Fransiskus membawa wajah baru bagi Gereja Katolik yang lebih terbuka dan humanis. Ia mengajarkan bahwa agama harus hadir untuk melayani, bukan untuk berkuasa. Pesan-pesannya tentang cinta kasih, perdamaian, dan kesederhanaan menjadi teladan universal, melampaui batas agama dan negara. Warisan dan Pengaruh Paus Fransiskus Selama hidupnya, Paus Fransiskus telah menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia untuk hidup lebih sederhana dan peduli pada sesama. Kepemimpinannya menjadi contoh nyata bahwa kasih dan kerendahan hati adalah kekuatan sejati dalam membangun dunia yang lebih damai dan berkeadilan. Baca juga: Pedro Lascurain: Presiden dengan Masa Jabatan Tersingkat di Dunia, Hanya 45 Menit!