Artikel

Inflasi: Definisi, Penyebab, dan Dampaknya bagi Perekonomian Indonesia

Wamena — Pernahkah kamu merasakan nilai tukar uang tiap tahunnya semakin kecil namun kuantitas dan volume barang yang kamu beli tetap sama bahkan harga barang-barang tersebut cenderung seolah-olah meningkat setiap tahunnya. Itu bukan tanpa alasan dan kebetulan itulah yang dinamakan Inflasi. Di Indonesia, inflasi kerap menjadi indikator penting dalam menilai kesehatan ekonomi negara, karena dapat mencerminkan keseimbangan antara produksi, konsumsi, serta kebijakan moneter yang diterapkan pemerintah dan Bank Indonesia. Definisi Inflasi Inflasi adalah kondisi di mana terjadi peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Fenomena ini menyebabkan daya beli masyarakat menurun karena nilai uang mengalami penurunan. Dalam konteks ekonomi Indonesia, inflasi menjadi indikator penting yang menunjukkan stabilitas perekonomian nasional. Bank Indonesia (BI) berperan besar dalam menjaga tingkat inflasi agar tetap terkendali sesuai target tahunan, demi menjaga kestabilan harga dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Baca juga: Referendum: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Relevansinya dalam Demokrasi Modern Penyebab Inflasi Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari sisi permintaan (demand-pull inflation) maupun dari sisi biaya produksi (cost-push inflation). Kenaikan Permintaan Barang dan Jasa Ketika daya beli masyarakat meningkat tanpa diimbangi oleh ketersediaan barang dan jasa, harga-harga cenderung naik. Contohnya, peningkatan konsumsi menjelang hari besar seperti Idul Fitri yang menyebabkan harga kebutuhan pokok melonjak. Kenaikan Biaya Produksi Faktor lain yang sering menyebabkan inflasi adalah kenaikan harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan biaya transportasi. Kenaikan harga minyak dunia, misalnya, dapat memicu inflasi karena biaya produksi dan distribusi meningkat. Kebijakan Moneter dan Fiskal Peningkatan jumlah uang beredar oleh pemerintah atau bank sentral tanpa diimbangi pertumbuhan ekonomi yang sepadan dapat mendorong inflasi. Selain itu, defisit anggaran yang tinggi juga berpotensi meningkatkan tekanan inflasi. Faktor Eksternal Gejolak ekonomi global, pelemahan nilai tukar rupiah, hingga gangguan rantai pasok internasional dapat memengaruhi harga barang impor dan menyebabkan inflasi di dalam negeri. Dampak Inflasi bagi Perekonomian Indonesia Menurunnya Daya Beli Masyarakat Inflasi yang tinggi membuat harga kebutuhan sehari-hari meningkat, sementara pendapatan masyarakat tidak bertambah secara signifikan. Akibatnya, daya beli menurun dan kesejahteraan masyarakat bisa terganggu. Terganggunya Stabilitas Ekonomi Ketika inflasi tidak terkendali, dunia usaha menjadi sulit memprediksi biaya produksi dan harga jual. Hal ini dapat menghambat investasi serta pertumbuhan ekonomi nasional. Redistribusi Pendapatan Inflasi sering kali memberikan keuntungan bagi pihak tertentu, seperti pemilik aset atau pengusaha besar, sementara masyarakat berpenghasilan tetap menjadi pihak yang paling dirugikan. Peningkatan Suku Bunga Untuk menekan inflasi, Bank Indonesia biasanya menaikkan suku bunga acuan. Kebijakan ini dapat menekan laju inflasi, tetapi di sisi lain juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi karena biaya pinjaman menjadi lebih mahal. Selain itu, Menurut beberapa pakar ekonomi, Inflasi berdampak buruk bagi perekonomian karena : 1.  Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang. Hal ini terjadi terutama terhadap fungsi fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit penghitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain “self feeding inflation 2.   Melemahkan semangat menabung (turunnya marginal propensity to save)  Hal ini berakibat pada menurunnya dana pembiayaan yang akan di salurkan. 3.   Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama pembelanjaan untuk barang-barang non-primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal propensity to consume) 4.   Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan   kekayaan (hoarding) seperti pada aset property yaitu tanah dan bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan Upaya Pemerintah Mengendalikan Inflasi Pemerintah Indonesia bersama Bank Indonesia terus berupaya menstabilkan inflasi melalui berbagai kebijakan, seperti menjaga ketersediaan pasokan pangan, mengatur kebijakan moneter, serta memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Kebijakan yang tepat sasaran dalam mengendalikan inflasi sangat penting agar perekonomian Indonesia tetap stabil, investasi dapat tumbuh, dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu. Baca juga: Sri Mulyani: Sosok di Balik Kekuatan Ekonomi Indonesia Referensi : https://media.neliti.com/media/publications/347176-inflasi-berdasarkan-pandangan-m-umer-cha-974b5571.pdf

Hari Ayah: Sejarah, Makna, dan Cara Merayakannya di Indonesia

Wamena — Setiap tahun, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional sebagai momen untuk memberikan penghargaan kepada sosok ayah yang telah berperan besar dalam keluarga dan kehidupan anak-anaknya.  Meski tidak seramai perayaan Hari Ibu, Hari Ayah menjadi ajang penting untuk menumbuhkan kembali rasa hormat, kasih sayang, dan apresiasi terhadap peran seorang ayah dalam membentuk generasi dan masa depan bangsa. Apa Itu Hari Ayah dan Kapan Diperingati? Hari Ayah adalah peringatan khusus untuk menghormati dan menghargai peran ayah sebagai kepala keluarga, pelindung, serta teladan bagi anak-anaknya. Di Indonesia, Hari Ayah Nasional diperingati setiap 12 November, sementara secara internasional Father’s Day atau Hari Ayah Sedunia umumnya diperingati pada hari Minggu ketiga bulan Juni di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang. Namun, beberapa negara memiliki tanggal berbeda: Australia dan Selandia Baru memperingatinya pada September, sedangkan Thailand pada 5 Desember, bertepatan dengan hari lahir Raja Bhumibol Adulyadej yang sangat dihormati sebagai figur ayah bangsa. Baca juga: KPU PROVINSI PAPUA PEGUNUNGAN MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA PENTAKOSTA 2025. Sejarah Hari Ayah di Dunia dan Indonesia Perayaan Hari Ayah dunia bermula dari Spokane, Washington, Amerika Serikat, tahun 1910. Gagasannya datang dari Sonora Smart Dodd, seorang perempuan yang ingin menghormati ayahnya, William Jackson Smart, seorang veteran Perang Saudara yang membesarkan enam anak sendirian setelah istrinya meninggal. Perayaan tersebut kemudian mendapat dukungan luas dan akhirnya diakui secara resmi oleh Presiden AS Richard Nixon pada tahun 1972 sebagai Father’s Day nasional. Sementara itu, di Indonesia, Hari Ayah memiliki kisah tersendiri. Peringatan ini dideklarasikan pertama kali di Solo, Jawa Tengah, pada 12 November 2006 oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Deklarasi tersebut dilakukan bersamaan dengan pengumuman pemenang sayembara menulis surat untuk ayah yang diikuti peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Pemilihan tanggal 12 November dilakukan untuk menyeimbangkan dengan Hari Ibu Nasional (22 Desember) yang lebih dulu ditetapkan. Kenapa Hari Ayah Penting Diperingati? Selama ini, figur ayah kerap dipandang sebagai sosok yang kuat dan bekerja keras, tetapi jarang mendapat ruang untuk diekspresikan secara emosional. Hari Ayah menjadi kesempatan untuk menghargai peran ayah secara utuh — bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga sebagai pendidik, pelindung, dan panutan moral bagi keluarga. Menurut psikolog keluarga Seto Mulyadi (Kak Seto), kehadiran dan kasih sayang seorang ayah sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan karakter anak. “Anak yang dekat dengan ayah cenderung memiliki kepercayaan diri lebih tinggi dan kemampuan sosial yang lebih baik,” ujarnya dalam seminar Hari Ayah Nasional 2018. Selain itu, peringatan Hari Ayah juga menjadi pengingat bahwa tanggung jawab keluarga adalah kerja sama antara ayah dan ibu, bukan beban sepihak. Refleksi dan Apresiasi Peran Ayah dalam Keluarga Di era modern, peran ayah mengalami perubahan signifikan. Ayah tidak lagi hanya berfungsi sebagai pencari nafkah, tetapi juga terlibat aktif dalam pengasuhan, pendidikan, dan dukungan emosional anak. Banyak komunitas keluarga kini mengadakan kegiatan seperti menulis surat untuk ayah, membuat video apresiasi, hingga acara sekolah bertema Hari Ayah untuk menumbuhkan rasa sayang dan komunikasi dalam keluarga. Selain itu, media sosial juga dipenuhi unggahan bertema “Terima Kasih Ayah” pada setiap 12 November, menandai semakin luasnya kesadaran akan pentingnya sosok ayah dalam kehidupan sehari-hari. Makna Hari Ayah di Era Modern Peringatan Hari Ayah kini memiliki makna yang lebih luas. Bukan hanya soal keluarga inti, tetapi juga menghormati semua sosok ayah — termasuk ayah tunggal, ayah tiri, kakek yang membesarkan cucunya, atau bahkan figur ayah dalam komunitas sosial yang memberikan teladan dan perlindungan bagi anak-anak di sekitarnya. Dalam konteks modern, Hari Ayah juga menjadi momentum untuk menyoroti kesetaraan peran orang tua, pentingnya work-life balance, serta dukungan terhadap ayah yang ikut aktif dalam pengasuhan anak. Baca juga: Selamat Hari Anak Nasional 2025 Bagaimana Cara Merayakan Hari Ayah Nasional Peringatan Hari Ayah Nasional yang jatuh setiap 12 November dapat dirayakan dengan berbagai cara sederhana namun bermakna. Tujuan utamanya bukan sekadar perayaan formal, melainkan ungkapan kasih sayang, penghormatan, dan apresiasi kepada sosok ayah yang selama ini mungkin jarang diekspresikan secara langsung. Berikut beberapa cara yang umum dilakukan masyarakat Indonesia dalam merayakan Hari Ayah: 1. Menghabiskan Waktu Bersama Keluarga Kebersamaan adalah hadiah paling berharga bagi seorang ayah. Banyak keluarga memilih untuk meluangkan waktu khusus di rumah — makan malam bersama, menonton film keluarga, atau berwisata singkat. Kegiatan sederhana ini menjadi simbol penghargaan terhadap peran ayah sebagai pusat keteladanan dan kasih sayang. Contohnya, sejumlah keluarga di Yogyakarta dan Surabaya menggelar “Family Day” pada peringatan Hari Ayah dengan tema Ayah Hebat, Keluarga Kuat. 2. Menulis Surat atau Pesan untuk Ayah Tradisi ini terinspirasi dari awal mula deklarasi Hari Ayah di Indonesia (Solo, 2006) yang diawali dengan sayembara menulis surat untuk ayah. Menulis surat atau membuat video ucapan menjadi cara populer untuk menyampaikan rasa terima kasih dan cinta kepada ayah, terutama bagi anak-anak yang jauh dari rumah. Sekolah-sekolah di berbagai daerah sering menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari edukasi karakter dan penguatan nilai keluarga. 3. Memberikan Hadiah Simbolis Tidak harus mahal — kartu ucapan, foto keluarga, buku bacaan, atau barang kesukaan ayah dapat menjadi bentuk apresiasi. Intinya adalah makna di balik pemberian: mengenang jasa dan perjuangan ayah yang sering kali dilakukan dalam diam. 4. Kegiatan Sosial Bertema Hari Ayah Beberapa komunitas dan lembaga sosial memperingati Hari Ayah dengan baksos, donor darah, atau kegiatan amal atas nama “Ayah Hebat untuk Negeri”. Hal ini menggambarkan bahwa nilai kepedulian dan tanggung jawab yang melekat pada sosok ayah juga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. 5. Kampanye Media Sosial Setiap 12 November, linimasa media sosial dipenuhi unggahan bertema #HariAyahNasional, #TerimaKasihAyah, dan #FatherFigure. Warganet berbagi foto kenangan, video singkat, hingga pesan reflektif tentang peran ayah dalam kehidupan mereka. Kampanye digital ini menjadi cara modern menumbuhkan kesadaran akan pentingnya peran ayah di tengah dinamika keluarga masa kini. 6. Doa dan Renungan Bagi sebagian orang, terutama yang ayahnya telah tiada, Hari Ayah menjadi momen mendoakan dan mengenang jasa sang ayah. Banyak keluarga mengunjungi makam, menyalakan lilin, atau sekadar berkumpul dan bercerita tentang kenangan bersama. Momen ini menumbuhkan rasa syukur dan pengingat bahwa cinta seorang ayah tidak lekang oleh waktu. 7. Program Edukasi dan Seminar Parenting Pemerintah daerah, sekolah, dan organisasi masyarakat sering mengadakan seminar, talk show, atau diskusi publik yang membahas peran ayah dalam mendidik anak dan menjaga keseimbangan keluarga. Tujuannya agar masyarakat lebih sadar pentingnya peran ayah dalam pengasuhan yang setara dengan ibu.

Pahlawan Nasional Papua: Jejak Perjuangan dari Ujung Timur Indonesia

Wamena — Tanah Papua bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya dan kekayaan budayanya yang luar biasa, tetapi juga karena telah melahirkan para pejuang tangguh yang berjuang untuk kemerdekaan, persatuan, dan martabat bangsa Indonesia. Dari lembah-lembah Pegunungan Tengah hingga pesisir Teluk Cenderawasih, kisah perjuangan para pahlawan nasional asal Papua menjadi bukti nyata bahwa semangat kebangsaan tidak mengenal batas wilayah, suku, maupun Bahasa. Pengertian dan Pengakuan Pahlawan Nasional dari Papua Pahlawan nasional adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada warga negara yang berjasa luar biasa dalam memperjuangkan, mempertahankan, atau mengisi kemerdekaan bangsa. Papua, sebagai bagian penting dari wilayah Indonesia di ujung timur, memiliki deretan tokoh luar biasa yang turut berjuang demi merah putih, baik melalui perlawanan bersenjata maupun perjuangan diplomasi. Pengakuan negara terhadap pahlawan asal Papua bukan sekadar bentuk penghormatan atas jasa mereka, tetapi juga pengakuan bahwa semangat perjuangan dan nasionalisme tidak mengenal batas wilayah, suku, maupun bahasa. Dari tanah yang penuh keindahan alam dan keberagaman budaya ini, lahirlah putra-putri bangsa yang mewariskan kisah heroik dalam lembar sejarah Indonesia. Daftar Pahlawan Nasional Asal Papua dan Perjuangan Mereka Beberapa tokoh asal Papua telah diakui oleh negara sebagai Pahlawan Nasional, di antaranya: Frans Kaisiepo Silas Papare Marthen Indey Johannes Abraham Dimara Machmud Singgirei Rumagesan Mereka datang dari latar belakang yang berbeda ada yang tokoh masyarakat, guru, pejuang, hingga raja adat namun memiliki satu tujuan yang sama: menyatukan Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Frans Kaisiepo: Tokoh Integrasi Papua ke Indonesia Nama Frans Kaisiepo tidak bisa dilepaskan dari sejarah integrasi Papua dengan Indonesia. Lahir di Biak pada 10 Oktober 1921, Kaisiepo dikenal sebagai tokoh yang secara konsisten memperjuangkan agar Papua menjadi bagian dari Indonesia sejak masa penjajahan Belanda. Ia menjadi tokoh penting dalam Konferensi Malino tahun 1946, di mana untuk pertama kalinya gagasan penyatuan Papua ke Indonesia diutarakan. Setelah Indonesia merdeka, Kaisiepo terus berjuang melawan upaya Belanda yang ingin memisahkan Papua. Atas jasa dan dedikasinya, ia diangkat menjadi Gubernur Papua (Irian Jaya) periode 1964–1973 dan secara resmi ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1993 melalui Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993. Kini, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Internasional di Biak – Bandara Frans Kaisiepo, simbol kebanggaan bagi masyarakat Papua dan Indonesia. Silas Papare dan Diplomasi Papua untuk Indonesia Silas Papare, lahir di Serui, Yapen Waropen pada 18 Desember 1918, merupakan pejuang yang menggabungkan semangat nasionalisme dengan strategi diplomasi. Ia mendirikan organisasi Komite Indonesia Merdeka (KIM) di Papua sebagai wadah perjuangan agar rakyat Papua bergabung dengan Indonesia. Silas aktif dalam perjuangan diplomasi bersama pemerintah pusat untuk meyakinkan dunia internasional bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia. Perjuangan politiknya membuahkan hasil dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mencakup Papua. Atas jasa besarnya dalam perjuangan diplomasi dan nasionalisme, Silas Papare ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1993. Marthen Indey: Pejuang Kemerdekaan dari Tanah Papua Marthen Indey lahir di Doromena, Papua, pada tahun 1912. Ia adalah seorang mantan anggota Korps Marechaussee (pasukan polisi Belanda), namun kemudian berbalik menentang penjajah setelah menyadari pentingnya kemerdekaan bagi bangsanya. Marthen menjadi salah satu tokoh penting yang menyebarkan semangat nasionalisme Indonesia di kalangan masyarakat Papua. Ia bahkan ditangkap dan dipenjara oleh Belanda karena aktivitas politiknya yang dianggap membahayakan kekuasaan kolonial. Setelah bebas, Marthen terus berjuang memperkuat posisi Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga akhir hayatnya. Negara mengakui perjuangannya dengan memberikan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1993 melalui Keputusan Presiden Nomor 077/TK/1993. Baca juga: Marthen Indey: Pahlawan Papua yang Memperjuangkan Integrasi ke Indonesia Johannes Abraham Dimara: Sang Pembawa Merah Putih Tokoh karismatik Johannes Abraham Dimara lahir di Korem, Biak, pada 16 April 1916. Ia dikenal sebagai pejuang militer dan simbol semangat nasionalisme rakyat Papua. Dimara terlibat dalam berbagai operasi perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, terutama di Maluku dan Papua. Ia bahkan pernah menyamar untuk mengibarkan bendera Merah Putih di wilayah yang masih dikuasai Belanda, tindakan yang membuatnya ditangkap dan dipenjara. Namun, semangat juangnya tak pernah padam. Johannes Abraham Dimara ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 113/TK/2011 pada tanggal 8 November 2010. Machmud Singgirei Rumagesan: Raja yang Melawan Kolonialisme Machmud Singgirei Rumagesan, Raja Sekar dari Fakfak, adalah sosok pemimpin adat yang menentang kekuasaan kolonial Belanda di Papua Barat. Ia menolak peraturan Belanda yang merugikan rakyat dan secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap kemerdekaan Indonesia. Rumagesan bahkan mengibarkan bendera Merah Putih di wilayah kekuasaannya sebagai simbol perlawanan dan kesetiaan terhadap Republik Indonesia, tindakan yang membuatnya dipenjara oleh Belanda. Atas keberanian dan keteguhannya memperjuangkan kedaulatan Indonesia, beliau dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Machmud Singgirei Rumagesan ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 117/TK/2020 pada tanggal 6 November 2020, yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Penetapan ini diumumkan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2020. Makna Perjuangan Pahlawan Papua di Era Modern Perjuangan para pahlawan Papua bukan hanya tentang perang atau diplomasi, tetapi juga tentang semangat persatuan, keberanian moral, dan cinta terhadap tanah air. Mereka mengajarkan bahwa nasionalisme Indonesia tidak lahir dari satu wilayah saja, melainkan dari setiap penjuru Nusantara termasuk Papua, yang turut menyalakan api kemerdekaan. Dalam konteks saat ini, semangat mereka menjadi teladan untuk menghadapi tantangan zaman: memperjuangkan keadilan, pendidikan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Papua dalam bingkai NKRI. Inspirasi Pahlawan Papua untuk Generasi Muda Bagi generasi muda Papua, kisah para pahlawan ini adalah sumber inspirasi dan kebanggaan. Mereka membuktikan bahwa perjuangan tidak harus selalu di medan perang; bisa melalui pendidikan, inovasi, pelayanan publik, atau membangun daerah dengan penuh integritas. Dari Frans Kaisiepo hingga Machmud Singgirei Rumagesan, pesan yang diwariskan sama: cinta tanah air berarti berbuat nyata untuk kemajuan bangsanya. Papua tidak hanya kaya sumber daya alam, tetapi juga kaya akan semangat perjuangan. Tugas generasi muda kini adalah meneruskan semangat itu menjadikan Papua semakin maju, damai, dan bermartabat sebagai bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Baca juga: Dari Hatta hingga Arief Budiman: Cerita Singkat Para Pahlawan di Balik Tegaknya Demokrasi Indonesia

Hari Bangunan Indonesia: Sejarah, Tujuan, dan Maknanya bagi Pembangunan Nasional

Wamena — Hari Bangunan Indonesia di Indonesia diperingati setiap tanggal 11 November tiap tahunnya. Tanggal 11 November menjadi momentum nasional untuk memberikan penghargaan atas peran besar sektor konstruksi dalam mendorong kemajuan Indonesia. Hari Bangunan Indonesia diperingati tiap tahunnya agar bangsa indonesia selalu mengingat satu hal, bahwa dibalik berdirinya sebuah bangungan infrastruktur yang megah mulai dari jembatan hingga gedung-gedung pencakar langit, didalamnya terdapat dedikasi dan kontribusi para arsitek, insinyur, dan para pekerja konstruksi. Pembangunan oleh sektor konstruksi bukan hanya sekedar membangun gedung gedung yang fisiknya bisa dilihat. Lebih dari itu, pembangunan merupakan roda penggerak ekonomi serta langkah nyata untuk mewujudkan pemerataan kesejahteraan bagi masyarakat. Melalui infrastruktur yang kuat dan merata, konektivitas antar wilayah meningkat, roda ekonomi berputar, dan akses masyarakat terhadap layanan publik semakin terbuka. Sejarah dan Latar Belakang Penetapan Hari Bangunan Indonesia yang diperingati setiap 11 November tidak lahir begitu saja. Hal ini berawal dari gagasan beberapa tokoh dan pihak yang menilai pentingnya memberikan penghargaan bagi para pelaku di bidang konstruksi yang selama ini menjadi bagian penting dalam pembangunan Indonesia. Gagasan pertama kali muncul dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama organisasi profesi di sektor jasa konstruksi. Keduanya menilai bahwa pembangunan infrastruktur pantas untuk memiliki hari peringatan khusus dengan tujuan untuk menumbuhkan kebanggaan profesi sekaligus memperkuat semangat inovasi pada sektor konstruksi. Selanjutnya, 11 November dipilih sebagai tanggal yang menyimbolkan keberlanjutan pembangunan Indonesia modern yang bertumpu pada kerja nyata dan gotong royong. Bukan hanya sekedar peringatan seremonial, momentum peringatan Hari Bangunan Indonesia harus menjadi ajang refleksi diri atas komitmen bersama berbagai elemen masyarakat dalam membangun Indonesia. Tentu saja yang didalamnya terdapat semangat gotong royong dan profesionalisme untuk menopang kemajuan Indonesia. Baca juga: Mengapa 10 November Jadi Hari Pahlawan? Sejarah dan Maknanya untuk Indonesia Tujuan dan Makna Peringatan Hari Bangunan Indonesia Tujuan utama memperingati Hari Bangunan Indonesia adalah untuk terus menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, efisien energi, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat luas. Di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia, diharapkan agar prinsip keberlanjutan selalu dijadikan landasan agar pembangunan yang dihasilkan tidak merusak alam dan dapat dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang. Selain itu, tujuan lain memperingati Hari Bangunan Indonesia adalah agar masyarakat Indonesia dapat memperkuat etos kerja, profesionalisme, dan integritas khususnya para pelaku konstruksi. Jika semua pihak memaknai semangat ini dengan sungguh-sungguh, maka sektor konstruksi di Indonesia diharapkan tidak hanya menghasilkan bangunan yang fisiknya megah. Lebih dari itu dapat menghadirkan ruang hidup yang manusiawi dan berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Peran Arsitek, Insinyur, dan Pekerja Konstruksi dalam Pembangunan Bangsa Di balik berdirinya jembatan, jalan tol, gedung, hingga fasilitas publik yang mempermudah kehidupan masyarakat, ada kerja keras para profesional di bidang konstruksi yang jarang tersorot. Mulai dari arsitek, insinyur, perencana, hingga tenaga teknis di lapangan, memegang peran penting dalam membangun infrastruktur yang menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan keahlian dan dedikasi besar mereka, berbagai proyek strategis pemerintah dapat terwujud tentu saja sesuai standar keselamatan dan efisiensi yang tinggi. Secara tidak langsung, melalui bangunnan-bangunan yang mereka bangun, para profesional konstruksi ini berkontribusi dalam menggerakkan rantai ekonomi nasional, membuka lapangan pekerjaan sehingga pengangguran berkurang, dan mempercepat konektivitas antar wilayah. Kontribusi ini sangat terasa kuat terutama di daerah yang berada di wilayah yang masih berkembang. Pembangunan infrastruktur membuat akses pendidikan bahkan layanan kesehatan ke wilayah-wilayah ini terbuka. Tidak berlebihan kiranya, jika para pelaku konstruksi ini disebut sebagai pahlawan pembangunan modern. Dedikasi dan kontribusi nyata mereka yang bekerja dengan tulus untuk pembangunan Indonesia berhasil menopang kehidupan jutaan orang di seluruh Indonesia. Contoh Kontribusi Infrastruktur terhadap Kehidupan Masyarakat Pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sejumlah proyek strategis, mulai dari jalan raya, jembatan, hingga fasilitas publik, kini menjadi penopang utama peningkatan mobilitas, ekonomi, dan kualitas pelayanan di berbagai daerah. Berikut beberapa contoh nyata proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia; Proyek pembangunan jalan trans di Papua Pegunungan, proyek pembangunan berdampak untuk mempermudah distribusi logistik di wilayah papua pegunungan. Sebelumnya, akses distribusi logistik hanya bisa ditempuh melalui jalur udara yang berdampak harga barang-barang di wilayah Papua Pegunungan cenderung sangat tinggi. Dengan adanya pembangunan jalan trans ini, logistik memungkinkan untuk di distribusikan melalui jalur darat, sehingga harga bahan-bahan kebutuhan pokok jauh lebih terjangkau saat ini. Proyek pembangunan jembatan penghubung antar-distrik di Papua Pegunungan, proyek pembangunan ini membuka akses untuk kampung-kampung yang selama ini terisolasi karena tidak ada jalan penghubung. Dibangunnya jembatan, membuat warga kini dapat menempuh perjalanan antar kampung dalam hitungan jam yang sebelumnya bisa ditempuh dalam waktu berhari-hari. Di kota-kota besar seperti Surabaya dan Makassar, revitalisasi terminal, pasar rakyat, dan ruang terbuka hijau menjadi bukti bagaimana pembangunan saat ini tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan sosial dan lingkungan. Proyek-proyek pembangunan diatas memperlihatkan bahwa pembangunan adalah bagian dari upaya menghadirkan keadilan akses dan pemerataan layanan di Indonesia. Dari jalan trans di wilayah pegunungan hingga taman kota di wilayah pesisir, menunjukkan bahwa setiap infrastruktur membawa pesan yang sama, yaitu membangun Indonesia dengan menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat. Baca juga: Jokowi dan Jembatan Merah Jayapura: Bukti Nyata Pemerataan Pembangunan di Papua Tantangan Pembangunan di Indonesia: Sumber Daya, Regulasi, dan Teknologi Tentu saja, dibalik pesatnya pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, dunia konstruksi Indonesia masih menghadapi hambatan-hambatan yang serius, antara lain; Keterbatasan tenaga ahli dan pekerja terampil di lapangan. Banyak proyek pembangunan dengan skala fantastis yang masih harus bergantung pada tenaga kerja dari luar daerah bahkan luar negeri karena kurangnya SDM dengan kompetensi teknis yang memadai. Proses perizinan yang panjang dan tumpang tindih kerap kali menjadi kendala di lapangan. Tidak sedikit proyek pembangunan yang mengalami keterlambatan karena tata kelola birokrasi kurang efisien, terutama di pemerintah tingkat daerah. Kendala ini berdampak langsung pada waktu penyelesaian dan biaya pembangunan yang tidak sesuai dengan target. Lambatnya adopsi teknologi konstruksi modern. Meski digitalisasi dan sistem berbasis BIM (Building Information Modeling) mulai diperkenalkan di dunia konstruksi, namun implementasi di lapangan masih terbatas. Banyak pelaku konstruksi kecil belum siap dengan perubahan sistem kerja yang membutuhkan investasi dan pelatihan khusus. Dari berbagai tantangan dan kendala di atas, maka dirasa perlu ada sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta untuk memperkuat kapasitas tenaga kerja, menyederhanakan birokrasi, serta mempercepat modernisasi industri di sektor konstruksi. Hal ini perlu dilakukan karena pembangunan yang kuat tidak hanya bergantung pada dana yang besar, tetapi juga pada sumber daya manusia dan sistem kerja yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Baca juga: Purbaya Yudhi Sadewa: Ekonom Visioner di Balik Arah Baru Pembangunan Nasional Kesadaran Publik dan Cara Memperingatinya Peringatan Hari Bangunan Indonesia bukan hanya milik para pekerja konstruksi, oleh karena itu pemerintah hingga masyarakat umum harus mengambil peran dalam menghidupkan semangat pembangunan berkelanjutan, bisa diwujudkan dengan beberapa cara, antara lain; Di tingkat pemerintah, instansi teknis dan kementerian/lembaga bisa menggelar kegiatan seperti lomba inovasi desain infrastruktur, pameran teknologi konstruksi, hingga penghargaan bagi pelaku jasa konstruksi berprestasi. Kegiatan ini menjadi wadah untuk mendorong kualitas sekaligus transparansi dalam sektor pembangunan. Untuk Lembaga pendidikan bisa membuat seminar, kuliah umum, dan pelatihan lapangan untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap dunia konstruksi. Beberapa universitas di Indonesia menjadikan momen ini sebagai ajang memperkenalkan riset dan inovasi yang bisa diterapkan langsung di proyek pembangunan. Kalangan masyarakat umum, bisa memperingati Hari Bangunan Indonesia dengan membuat berbagai kegiatan gotong royong, kampanye kebersihan lingkungan, atau kegiatan edukasi masyarakat tentang pentingnya bangunan ramah lingkungan. Membangun Negeri dengan Kolaborasi Pembangunan nasional tidak bisa berjalan hanya dengan peran satu pihak. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan, berikut peran masing-masing pihak dalam mewujudkan pembangunan di Indonesia; Pemerintah berperan sebagai pengarah kebijakan dan penyedia infrastruktur dasar. Melalui berbagai program prioritas, negara melalui pemerintah wajib memastikan agar pembangunan tidak hanya terpusat di kota besar, tetapi juga menyentuh wilayah-wilayah tertinggal. Sektor swasta berperan sebagai motor penggerak inovasi dan investasi. Perusahaan konstruksi, pengembang, hingga lembaga keuangan berperan penting dalam membuka lapangan kerja dan mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui kemitraan yang sehat dengan pemerintah. Masyarakat memiliki peran sebagai pengawas sekaligus penerima manfaat pembangunan. Keterlibatan publik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi proyek menjamin bahwa hasil pembangunan sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Politik Luar Negeri Indonesia: Bebas Aktif dan Perannya di Dunia Internasional

Wamena — Politik luar negeri adalah strategi dan instrumen sebuah negara menjalin interaksi, kerja sama dan mempertahankan kepentingan-kepentingan nasionalnya (national interest) di level internasional. Politik luar negeri suatu negara juga dianggap mencerminkan sikap, nilai dan tujuan nasional dari negara tersebut. Politik luar negeri melingkupi berbagai aspek baik perdagangan luar negeri, pertahanan nasional, kerja sama dalam bidang kemanusiaan dan budaya hingga hubungan bilateral dan multilateral negara-negara di dunia. Dengan kebijakan nasional yang jelas dan terarah, politik luar negeri memiliki peran penting untuk memperkuat posisi suatu negara di dunia internasional dengan cara membangun kepercayaan, membuka peluang kerja sama, dan memastikan kepentingan nasional tetap terjaga di tengah arus globalisasi. Prinsip Bebas Aktif dan Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia Prinsip politik luar negeri Indonesia adalah prinsip bebas aktif. Maksudnya adalah Indonesia sebagai negara berdaulat bebas menentukan sikap tanpa terikat pada blok manapun. Sedangkan aktif memiliki arti Indonesia aktif berkontribusi dalam menciptakan perdamaian dunia. Sejak awal kemerdekaan hingga saat ini, prinsip politik luar negeri bebas aktif menjadi landasan bagi Indonesia dalam menjalin kerja sama dengan negara lain dengan tujuan yang sama-sama menguntungkan di berbagai aspek baik ekonomi, pertahanan, pendidikan, hingga pendidikan dan teknologi. Prinsip bebas aktif ini telah diwujudkan dalam berbagai peran penting Indonesia pada forum-forum internasional. Mulai dari peran Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. Kemudian peran Indonesia yang berpartisipasi dalam misi perdamaian PBB, hingga Indonesia yang seringkali menjadi jembatan dialog antar negara di kawasan ASEAN. Prinsip bebas aktif menjadi identitas kuat arah diplomasi Indonesia. Indonesia melalui prinsip luar negerinya menunjukkan kemandirian dalam menentukan sikap, sambil tetap terbuka untuk bekerja sama dengan negara lain. Indonesia berupaya untuk memastikan bahwa setiap kebijakan luar negeri berdampak nyata bagi pembangunan nasional. Hal ini dicapai melalui usaha-usaha penguatan diplomasi dan partisipasi Indonesia pada forum-forum internasional. Politik luar negeri menjadi instrumen penting bagi Indonesia untuk menghadirkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, berdikari, dan memiliki peran aktif di dunia internasional. Landasan Politik Luar Negeri Indonesia dalam UUD 1945 Arah politik luar negeri Indonesia tentu saja berdasarkan dan berlandaskan konstitusi.  Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dengan jelas tercantum pada alinea keempat yang menegaskan tujuan bangsa yaitu “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Penegasan ini menjadi navigator arah politik luar negeri Indonesia yang dibangun diatas semangat menjaga kedaulatan, menolak segala bentuk penjajahan, serta aktif memperjuangkan perdamaian dunia. Prinsip bebas dan aktif adalah implementasi nyata dari amanat UUD 1945, bahwa politik luar negeri Indonesia harus berpihak pada perdamaian dan kepentingan rakyat. Dengan menjadikan UUD 1945 sebagai landasan, Indonesia menegaskan bahwa setiap langkah diplomasinya di dunia internasional mengutamakan tujuan untuk menciptakan kerja sama regional. Baca juga: Tujuan Negara Indonesia: Dari UUD 1945 hingga Implementasi Masa Kini Bentuk Implementasi Politik Luar Negeri Indonesia Komitmen Indonesia untuk terus menerapkan prinsip bebas aktif dalam politik luar negerinya diwujudkan melalui berbagai langkah konkret di panggung dunia internasional. Berikut beberapa bentuk implementasi politik luar negeri Indonesia di dunia internasional; Dalam bidang perdamaian, Indonesia mengirimkan ratusan prajurit TNI ke berbagai daerah konflik seperti Lebanon, Kongo, dan Sudan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Prajurit perdamaian ini menjadi simbol kontribusi nyata Indonesia untuk mewujudkan dan menjaga keamanan serta ketertiban dunia. Dalam bidang ekonomi, Indonesia melalui diplomasi dalam bidang ekonomi terus digencarkan dalam bentuk kerja sama ekonomi internasional dengan berbagai negara. Indonesia aktif menjalin kemitraan strategis misalnya melalui kerja sama dalam IJEPA (Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement) yang berfokus untuk meningkatkan perdagangan, investasi, dan transfer teknologi antar kedua negara. Selain itu, Indonesia bersama Australia dalam perjanjian IA-CEPA (Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) bekerja sama memperkuat sektor pendidikan, ekspor, dan tenaga kerja. Terakhir, Kerja sama strategis Indonesia dengan UE dalam perjanjian IEU-CEPA (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), kerja sama ini merupakan contoh konkret penerapan politik luar negeri “bebas aktif” Indonesia di bidang ekonomi. Dalam bidang pembangunan berkelanjutan, Indonesia mengambil peran dalam berbagai forum internasional seperti G20 dan ASEAN dengan menginisiasikan isu-isu pembangunan berkelanjutan, transisi energi, dan ketahanan pangan ke meja internasional. Indonesia juga berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan mendorong ekonomi hijau dunia melalui keikutsertaannya dalam Paris Agreement & SDGs (Sustainable Development Goals). Peran Indonesia dalam Organisasi Internasional Berikut beberapa uraian peran aktif Indonesia di forum-forum internasional; Di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), Indonesia sempat menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 2019 hingga tahun 2020. Saat itu, Indonesia memainkan peran penting khususnya pada isu-isu mengenai perdamaian dunia. Indonesia juga saat itu, berusaha untuk mendorong agar mengutamakan perlindungan warga sipil di wilayah konflik dan memperkuat misi perdamaian. Di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations), yang merupakan forum regional khusus negara-negara di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran sentral didalamnya. Indonesia memiliki peran sebagai inisiator berbagai kerja sama strategis, mulai dari stabilitas kawasan hingga integrasi ekonomi. Di dalam forum G20 (forum 20 negara-negara dengan ekonomi terbesar) dan APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation), Indonesia hadir memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang, khususnya terkait isu-isu green economy dan climate change. Indonesia mendapat apresiasi dan ditempatkan sebagai mitra penting dalam dunia internasional. Baca juga: 10 Negara Demokrasi Terbesar di Dunia, Indonesia Masuk Tiga Besar Tantangan Politik Luar Negeri di Era Globalisasi Tentu saja Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi arah politik luar negerinya. Pergeseran kekuatan geopolitik antara-negara adiaya, fluktuasi ekonomi dunia, hingga kemajuan teknologi di era digitalisasi ini menjadi faktor yang menuntut ketepatan langkah diplomasi Indonesia. Berikut beberapa tantangan utama politik luar negeri Indonesia; Tuntutan untuk menjaga keseimbangan politik luar negeri yang bebas aktif di tengah situasi konflik di beberapa kawasan, misalnya pada konflik di Laut Cina Selatan dan kawasan Timur Tengah. Tuntutan untuk memperkuat diplomasi ekonomi untuk mencapai kepentingan nasional yaitu ketahanan energi nasional. Hal ini sulit dilakukan karena adanya ketegangan perdagangan dunia serta masifnya dampak dari perubahan iklim global. Mengupayakan untuk tegas terhadap komitmen mengenai isu-isu kemanusiaan. Isu-isu HAM saat ini menjadi sorotan dalam dunia hubungan internasional, tantangan indonesia adalah memperkokoh komitmennya terhadap nilai-nilai kemanusiaan tanpa mengorbankan kedaulatan negara. Tantangan sekaligus peluang dari perkembangan pesat teknologi di era digital ini. Indonesia memiliki peluang untuk membuka hubungan diplomasi siber dan kerja sama keamanan digital dengan negara lain, namun di sisi lain, batas-batas antar negara yang sudah semakin kabur membuat Indonesia perlu lebih hati-hati mempertahankan kedaulatan negara.

Identitas Nasional: Pengertian, Unsur, dan Contohnya di Indonesia

Wamena – Di era globalisasi yang serba terbuka ini, bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan besar dalam menjaga jati diri dan karakter bangsa. Arus budaya asing yang datang melalui teknologi dan media sosial sering kali memengaruhi cara berpikir, bertutur, bahkan bertindak masyarakat. Dalam situasi inilah, identitas nasional memegang peranan penting sebagai perekat bangsa dan penanda keunikan Indonesia di tengah dunia yang terus berubah. Apa Itu Identitas Nasional? Secara sederhana, identitas nasional adalah ciri khas dan jati diri suatu bangsa yang membedakannya dari bangsa lain. Identitas ini mencerminkan nilai, budaya, dan semangat kebangsaan yang tumbuh dari sejarah panjang perjuangan rakyat Indonesia. Menurut para ahli, identitas nasional adalah manifestasi dari nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan semangat NKRI. Keempat pilar tersebut menjadi pondasi utama dalam membentuk kepribadian dan karakter bangsa yang berdaulat, adil, dan beradab.. Jenis-Jenis Identitas Nasional Identitas nasional dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Berikut beberapa jenisnya: Simbol Kenegaraan – Seperti Bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”, Garuda Pancasila, dan Bahasa Indonesia.   Nilai dan Ideologi Bangsa – Tercermin dari Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman moral dalam kehidupan berbangsa.   Budaya dan Tradisi Lokal – Keberagaman budaya, tarian daerah, pakaian adat, dan bahasa daerah yang memperkaya jati diri nasional.   Sikap dan Karakter Bangsa – Seperti semangat gotong royong, toleransi, musyawarah, dan cinta tanah air. Identitas-­identitas ini saling melengkapi, membentuk mosaik yang memperlihatkan betapa majemuk tetapi tetap satu—sejalan dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Unsur-Unsur Pembentuk Identitas Nasional Identitas nasional Indonesia tidak muncul begitu saja. Ia terbentuk dari berbagai unsur penting yang saling berhubungan, antara lain: Sejarah dan Perjuangan Bangsa – Dari masa penjajahan hingga kemerdekaan, pengalaman kolektif bangsa membentuk rasa nasionalisme yang kuat.   Kebudayaan Daerah – Keragaman budaya Nusantara menjadi sumber inspirasi dalam memperkaya identitas nasional.   Agama dan Kepercayaan – Nilai-nilai spiritual dan moral turut menjadi landasan perilaku masyarakat.   Bahasa Nasional – Bahasa Indonesia berperan penting sebagai alat pemersatu bangsa di tengah perbedaan suku dan daerah.   Sistem Nilai dan Norma Sosial – Nilai seperti keadilan, musyawarah, serta gotong royong menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat. Unsur-unsur ini berpadu membentuk karakter khas Indonesia yang ramah, religius, dan menjunjung tinggi persatuan. Baca juga: Makna Hidup Bersama dalam Budaya Huwula Cerminan Nilai Demokrasi KPU Provinsi Papua Pegunungan Fungsi dan Tujuan Identitas Nasional Identitas nasional memiliki fungsi strategis dalam menjaga keberlangsungan bangsa. Beberapa fungsi utamanya antara lain: Sebagai Pemersatu Bangsa: Menyatukan berbagai suku, agama, ras, dan golongan dalam satu semangat kebangsaan.   Sebagai Pembeda dari Bangsa Lain: Menunjukkan keunikan Indonesia di tengah keberagaman global.   Sebagai Pedoman Hidup Bermasyarakat: Menjadi acuan dalam bersikap, berpikir, dan bertindak berdasarkan nilai Pancasila.   Sebagai Alat Pertahanan Budaya: Menangkal pengaruh negatif globalisasi dan budaya luar yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Tujuan akhirnya adalah membangun masyarakat yang berkarakter, berdaulat, dan bermartabat, sesuai cita-cita kemerdekaan Indonesia. Contoh Wujud Identitas Nasional Indonesia Dalam kehidupan sehari-hari, identitas nasional dapat ditemukan di berbagai aspek, antara lain: Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam pendidikan dan komunikasi antarwarga.   Pelaksanaan upacara bendera setiap Senin di sekolah dan setiap 17 Agustus sebagai simbol nasionalisme.   Gotong royong dalam kegiatan masyarakat, yang mencerminkan semangat kebersamaan.   Pelestarian budaya daerah, seperti batik, wayang, dan gamelan yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia.   Toleransi antarumat beragama, yang memperlihatkan kekuatan bangsa dalam menjaga harmoni di tengah perbedaan. Semua hal tersebut memperkuat kesadaran bahwa menjadi warga Indonesia berarti menjaga dan menghidupi nilai-nilai luhur bangsanya. Baca juga: Mumi Jiwika: Warisan Budaya Suku Dani di Lembah Baliem Menjaga Identitas Nasional di Era Global Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana mempertahankan identitas nasional di tengah arus globalisasi yang membawa budaya baru dan gaya hidup instan. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter, literasi budaya, dan semangat nasionalisme di kalangan generasi muda. Pemerintah melalui Kemendikbud Ristek terus mendorong program penguatan profil Pelajar Pancasila, digitalisasi arsip budaya, dan promosi produk lokal sebagai bagian dari strategi memperkokoh identitas bangsa di era modern. “Menjadi bangsa yang maju tidak berarti meninggalkan jati diri. Justru dengan identitas yang kuat, Indonesia bisa berdiri sejajar dengan bangsa lain tanpa kehilangan akar budayanya,” tutur Menteri Nadiem Makarim dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025. Contoh Wujud Identitas Nasional Indonesia Festival Lembah Baliem (Papua Pegunungan)  Diselenggarakan secara rutin oleh suku Dani, Lani, dan Yali, festival ini menampilkan atraksi perang suku simbolis, tarian tradisional, dan upacara adat. Kegiatan ini merupakan wujud pelestarian identitas lokal Papua yang memperkaya identitas nasional Indonesia melalui semangat persatuan dan kebudayaan.   Batik (Jawa, tetapi diakui seluruh Indonesia)  Warisan budaya yang menggambarkan filosofi dan nilai kehidupan masyarakat Nusantara. Batik telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia (2009) dan menjadi simbol identitas nasional yang dipakai di berbagai daerah Indonesia.   Upacara Ngaben (Bali)  Tradisi pembakaran jenazah sebagai simbol penyucian roh leluhur. Upacara ini mencerminkan nilai spiritual dan kemanusiaan, sekaligus memperkaya keragaman budaya Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.   Festival Danau Toba (Sumatra Utara)  Menampilkan kesenian dan adat Batak, festival ini memperkuat citra Indonesia sebagai bangsa maritim yang kaya budaya dan menjaga warisan leluhur.   Upacara Kasada di Gunung Bromo (Jawa Timur)  Tradisi suku Tengger yang mempersembahkan hasil bumi ke kawah gunung sebagai tanda syukur. Ritual ini menjadi contoh harmoni antara manusia dan alam dalam tradisi lokal yang memperkuat identitas nasional berbasis kearifan lokal.   Sekaten (Yogyakarta dan Surakarta)  Tradisi yang menggabungkan unsur budaya dan keagamaan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Sekaten menunjukkan akulturasi antara budaya Islam dan tradisi Jawa, ciri khas identitas nasional yang majemuk.   Tabuik (Sumatra Barat)  Upacara tradisional masyarakat Pariaman untuk memperingati Asyura, yang menggambarkan asimilasi budaya Islam dan Minangkabau. Ini memperlihatkan toleransi dan keberagaman sebagai bagian dari jati diri bangsa.   Festival Danau Sentani (Papua)  Dimeriahkan oleh tari-tarian di atas perahu, pameran kerajinan, dan kuliner khas Papua. Festival ini menegaskan bahwa identitas nasional Indonesia bersumber dari kekayaan lokal yang unik di setiap daerah.   Upacara Seren Taun (Jawa Barat)  Tradisi masyarakat Sunda sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen. Ritual ini menanamkan nilai gotong royong dan penghormatan terhadap alam—bagian dari karakter bangsa Indonesia.   Pawai Ogoh-Ogoh (Bali)  Diadakan menjelang Hari Nyepi, tradisi ini mencerminkan nilai keseimbangan dan pembersihan diri dari sifat buruk. Walau berasal dari Bali, nilai spiritualitasnya mencerminkan semangat religius bangsa Indonesia.